Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejanggalan Dalam Penembakan Nasrudin

Kompas.com - 22/09/2011, 18:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Balistik Widodo Hardjoprawito menyatakan terdapat kejanggalan penembakan dalam pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Hal tersebut berupa satu peluru utuh dan satu peluru yang tergores.

Hal ini menunjukkan bahwa Nasrudin, tewas ditembak tanpa melewati penghalang dari kaca mobil, seperti yang terungkap dalam sidang Antasari terdahulu.

"Apabila proyektil itu masih utuh berarti tidak mengenai hambatan sebelum mencapai sasaran. Dari bukti proyektil peluru yang satu utuh dan yang satu memang sudah agak pecah," ungkap Widodo di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2011).

Menurutnya, bekas peluru yang utuh menjadi misteri karena terdapat dua tembakan di kaca mobil Nasrudin. Ia menjelaskan seharusnya dua peluru tersebut harusnya terdapat bekas goresan. "Harusnya peluru sudah retak. Dia tidak akan tertinggal utuh. Kalau utuh berarti belum pernah melewati sasaran yang keras," jelasnya.

Satu peluru utuh menimbulkan kecurigaan, oleh karena itu pihak Antasari menduga ada satu peluru yang hilang dan tidak dijadikan barang bukti. Belum lagi, keterangan dari Widodo yang menyebutkan, dua peluru itu berasal dari dua senjata.

Ini berbeda dengan fakta sidang Antasari terdahulu yang hanya menghadirkan bukti satu senjata di pengadilan. "Harusnya ada peluru lain. Tapi bukan urusan saya kalau ada peluru lain pergi ke mana. Dari peluru itu, ada dua senjata yang dipakai," tukasnya.

Atas jawaban mengenai dua senjata ini, menimbulkan kekagetan Antasari. Ia spontan menyatakan keheranannya mengenai bukti senjata api yang dulu dihadirkan dalam sidang. "Jadi harusnya ada dua senjata. Tapi kenapa hanya satu barang bukti yang dihadirkan," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com