Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Tertarik Investasi di Pengolahan

Kompas.com - 13/09/2011, 04:48 WIB

Jakarta, Kompas - Kalangan pengusaha Jerman sangat tertarik dengan prospek investasi dan pengembangan industri pascapanen dan investasi di bidang pengolahan pangan berbasis pertanian di Indonesia.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyampaikan itu pada hari Senin (12/9) dari Paris, Perancis. Hal itu dikatakan seusai melakukan kunjungan kerja ke Berlin, Jerman, 8-9 September 2011, untuk memenuhi undangan Pemerintah Jerman.

Selain itu, ia bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan mengikuti Indonesia Business Day yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jerman.

Bayu mengungkapkan, teknologi pascapanen dan pengolahan pertanian banyak menarik minat pengusaha di Jerman, terutama di bidang pengeringan dan industri pengolahan pertanian yang terintegrasi untuk komoditas biji-bijian, hortikultura dan rempah, serta daging segar, terutama ikan dan ayam.

Selama ini, lebih dari 90 persen pengeringan padi dan palawija di Indonesia masih mengandalkan sinar matahari. ”Kita membutuhkan antara 9.000- 12.000 unit sarana pengering di seluruh Indonesia,” katanya.

Jika unit-unit pengering tersebut bisa diadakan, kehilangan hasil dari pascapanen dapat ditekan antara 2 persen dan 3 persen. Atau setara 2 juta ton beras senilai lebih dari Rp 12 triliun. Prospek bisnis yang menjanjikan ini merupakan daya tarik besar bagi investasi.

Di luar itu, peningkatan permintaan konsumen produk pangan untuk kualitas produk yang lebih baik juga membuka prospek investasi dan bisnis pengemasan yang besar di Tanah Air.

Kemasan vakum untuk beras dan komoditas biji-bijian lain, seperti biji kopi, semakin dibutuhkan. Nilai tambah yang dapat ditimbulkan dari kegiatan ini untuk beras premium saja diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.

Sejumlah industrialis Jerman tertarik akan prospek ekonomi regional Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hal itu disebabkan posisi sentral Indonesia di ASEAN yang berpenduduk 600 juta lebih dengan kekuatan ekonomi sekitar 1.500 miliar dollar AS serta kaitan ASEAN dengan China dan India. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com