Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Pulang Kampung di KRI Banjarmasin

Kompas.com - 28/08/2011, 13:41 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Ratusan pemudik rela tidur beralas koran di tank deck kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Banjarmasin 592. Diselimuti udara yang sedikit panas di ruangan itu, laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak-anak, membaur menjadi satu. Tak tampak keletihan di wajah mereka meski harus menempuh 23 jam perjalanan di laut.

KRI Banjarmasin 592 mengangkut 690 orang dan 298 sepeda motor. Kapal perang ini berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (27/8/2011) pukul 12.00. Kapal tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (28/8/2011) pukul 11.00. Para penumpang adalah pemudik gratis dengan KRI Banjarmasin 592 yang difasilitasi Kementerian Perhubungan dan TNI Angkatan Laut.

Bagi Sugiyono (40), pemudik dengan tujuan Pemalang, Jawa Tengah, ikut mudik gratis dengan kapal laut ini sungguh-sungguh bisa menghemat biaya. Selain itu, faktor keamanan selama perjalanan juga menjadi alasan ayah dua anak ini untuk ikut mudik gratis dengan KRI Banjarmasin.

"Biasanya, naik sepeda motor dari Jakarta sampai Pemalang bisa menghabiskan ongkos hingga Rp 150.000 untuk bensin dan makan. Belum lagi tenaga yang habis karena kecapekan di perjalanan. Mudik dengan kapal ini, saya bisa tidur sepanjang jalan," tutur Sugiyono, yang bekerja di Jakarta sejak 10 tahun lalu.

Pemudik dengan KRI Banjarmasin memang dimanjakan. Selain tidak dipungut biaya apa pun, mereka juga mendapat fasilitas makan dan minum saat berbuka dan sahur. Menunya pun cukup istimewa, yaitu sebotol air mineral, nasi putih, sayur, potongan daging ayam dan sapi, serta sebutir buah pir.

Meski ada ratusan orang di kapal itu, mereka tak cemas tidak bisa mandi atau membuang hajat di dalam kapal. Di KRI Banjarmasin terdapat puluhan kamar mandi dan toilet dengan ketersediaan air yang sangat cukup. Bahkan, untuk mandi pun ada dua pilihan air, yaitu air panas dan dingin, serta menggunakan shower.

"Walaupun tidur seadanya dengan alas koran, itu tidak masalah bagi kami. Mau mandi gampang karena banyak air. Makan juga gratis. Lumayan bisa menghemat banyak biaya mudik," ujar Sri Wulandari (30), pemudik dengan tujuan Demak, Jawa Tengah.

Ratusan orang yang ikut mudik gratis dengan KRI Banjarmasin pada umumnya adalah pekerja dari luar Jakarta. Mudik sudah menjadi semacam "kewajiban" bagi mereka untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing. Jika biasanya mereka mudik menggunakan bus atau sepeda motor, kesempatan mudik gratis dengan kapal perang ini tidak dilewatkan.

"Saya senang sekali bisa mudik gratis dengan kapal perang. Teman saya yang mudik menggunakan bus pun masih belum tiba di Semarang karena terjebak macet. Padahal, dia sudah berangkat terlebih dahulu," kata Pambudi (25), pemudik asal Semarang.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat melepas keberangkatan pemudik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, mengatakan bahwa mudik gratis dengan kapal perang ini ditujukan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas di darat. Menurut dia, angkutan mudik massal diharapkan mampu mengurangi kecelakaan selama arus mudik, terutama yang ditimbulkan oleh pengendara sepeda motor.

"Untuk kembali ke Jakarta nanti, akan kami upayakan bisa mudik gratis lagi dengan kapal sejenis di Semarang pada 3 September. Kami berharap upaya ini bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik," kata Freddy.

Tradisi mudik yang melibatkan jutaan orang di Indonesia seyogianya harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan korban jiwa di jalanan. Masyarakat akan merasa diperhatikan dengan adanya program mudik gratis dengan moda transportasi massal semacam kapal laut. Selain murah, faktor keamanan juga menjadi pertimbangan tersendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com