"Bapak Ibu remen sedoyo? Panenipun sae? Alhamdulillah."
KOMPAS.com — Sebaris kalimat dalam bahasa Jawa halus yang lebih kurang berarti "Bapak Ibu senang semua? Apakah panennya bagus? Alhamdulillah." diucapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada sekelompok petani di kawasan Karang Jati, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2011) siang.
Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono yang sedang dalam perjalanan safari Ramadhan menuju Baturraden, Banyumas, berhenti di daerah Karang Jati, Cilacap, untuk menyapa petani yang sedang melakukan panen padi.
Di tengah terik matahari, Presiden dan Ibu Ani dengan didampingi oleh Menteri Pertanian Suswono, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo turun ke sawah dan duduk di pematang guna berdialog dengan petani.
Sekitar 15 petani yang saat itu sedang memanen padi sontak menghentikan aktivitas ketika melihat iring-iringan mobil Kepala Negara berhenti di tepi sawah dan penumpangnya turun menghampiri mereka.
Berbondong-bondong mereka memenuhi panggilan pasukan pengawal Presiden untuk mendekat setelah meninggalkan alat pemotong padi yang terbilang tajam.
Presiden Yudhoyono yang lahir dan dibesarkan di Pacitan, Jawa Timur, kemudian berdialog dengan petani dalam bahasa Jawa halus dan bahasa Indonesia.
Kepala Negara kemudian menanyakan jumlah panen mereka, yang dijawab oleh salah seorang di antaranya 7,5 ton per hektar sekali panen. Satu tahun tiga kali panen.
Ia kemudian bertanya adakah kesulitan yang masih dihadapi petani dalam bertani. Melihat kesempatan langsung untuk "mengeluh" kepada Presiden, para petani itu pun dengan bersemangat berebut angkat suara sehingga perlu ditenangkan oleh Gubernur Jawa Tengah untuk berbicara bergantian.
Secara umum, petani berharap agar ada bimbingan lebih lanjut dari pemerintah bagi mereka untuk meningkatkan produksi panen serta akses terhadap Bulog.