Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Pengelolaan Utang

Kompas.com - 26/08/2011, 03:34 WIB

Jakarta, Kompas - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengimbau perusahaan di Indonesia, baik badan usaha milik negara maupun non-BUMN, untuk menjaga pengelolaan utang. Seruan itu khususnya untuk perusahaan yang meminjam dana dalam negeri dan luar negeri berbentuk dollar AS.

”Misalnya, meminjam dalam dollar AS murah, perusahaan cenderung meminjam dollar AS. Seandainya omzet dalam rupiah, masa mau pinjam dalam valas? Ada risiko nilai tukar, kalau tidak ada mekanisme hedging (lindung nilai) yang baik,” kata Agus seusai rapat koordinasi di Bank Indonesia, Kamis (25/8).

Imbauan itu berkaca dari pengalaman Jepang yang diturunkan peringkat utangnya karena rasio utang dengan produk domestik brutonya lebih dari 100 persen. Majalah Time menyebutkan, rasio utang Jepang saat ini 213 persen. ”Institusi atau individu yang berutang besar mendapat perhatian,” kata Agus.

Agus menambahkan, apabila nantinya perusahaan kesulitan akibat utang tersebut, tentu akan menyulitkan kondisi nasional.

Meski demikian, secara umum kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan kondisi dunia dan negara maju. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diperkirakan 6,5 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi 2011 diperkirakan mencapai 6,5 persen. Secara umum, Indonesia hanya waspada dan berhati-hati, pengelolaan pinjaman luar negeri lebih sehat.

Agus menjelaskan, rakor kemarin membahas kondisi riil Indonesia dan kebijakan mengelola ekonomi secara hati-hati. Pasar uang dan pasar modal harus hati-hati. Rakor diikuti Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Gubernur BI Darmin Nasution.

Hatta Rajasa secara terpisah mengatakan, situasi saat ini tetap harus diwaspadai, kendati situasi global mulai membaik dan dollar AS menguat. Protokol krisis di Indonesia dinilai bagus, termasuk prosedur untuk aksi saat terjadi sesuatu.

”Utang kita termanajemen dengan baik. Waktu rapat kabinet dibahas, kita akan mengurangi pinjaman dan menggunakan lebih banyak sumber dari dalam negeri,” ujar Hatta.

Apabila nantinya Amerika Serikat melakukan quantitative easing ke-3, dana asing akan masuk ke emerging market. Indonesia harus memanfaatkannya agar dana asing tidak hanya ke pasar portofolio jangka pendek, tetapi juga ke infrastruktur.

Utang stabil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com