Kupang, Kompas
Hal itu disampaikan Komandan Korem 161/Wira Sakti NTT Kolonel Edison Napitupulu di Kupang, Minggu (21/8) malam. ”Genset ini tiap unit berkapasitas 5 kVA. Dengan kapasitas itu, selain untuk kebutuhan pos jaga, juga mampu menerangi perkampungan hingga dua sampai tiga desa di sekitarnya. Masyarakat yang menikmati penerangan tidak perlu memikirkan bahan bakar untuk genset karena semua tanggungan TNI,” kata Edison yang juga Komandan Komando Pelaksanaan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) NTT-Timor Leste.
Di Pulau Timor bagian NTT, ada tiga kabupaten yang wilayah daratannya berbatasan langsung dengan Timor Leste, yakni Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara (TTU) yang tepi utaranya berbatasan dengan enklave Oekussi serta Kabupaten Belu yang berbatasan dengan wilayah utama Timor Leste.
Khusus tapal batas NTT, seluruhnya didukung 38 pos penjagaan. Sejauh ini baru tiga yang sudah punya listrik PLN, yakni pos Wini, Motaain, dan Tobir. Dengan bantuan 35 genset itu, dalam waktu dekat penerangan di semua pos penjagaan teratasi sekaligus jadi sumber penerangan bagi warga desa sekitarnya.
Edison mengakui, bantuan itu sangat berarti bagi satgas dan juga masyarakat sekitar karena kawasan pedesaan NTT, termasuk di sekitar tapal batas itu, sejauh ini masih mengandalkan penerangan pelita berbahan bakar minyak tanah.
Sebelumnya, Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes mengakui, salah satu kendala kawasan perbatasan adalah penerangan rumah tangga masih mengandalkan pelita. Pemkab TTU berupaya secara bertahap memperluas jaringan penerangan listrik PLN hingga perbatasan.
”Kawasan perbatasan itu halaman depan rumah Indonesia. Karena itu, harus diberi perhatian serius pembenahannya, termasuk fasilitas penerangan listrik,” ujarnya.