Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Jembatan Layang Summarecon Ricuh

Kompas.com - 18/08/2011, 15:05 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa puluhan anggota Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia Distrik Kota Bekasi, Jawa Barat, di Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Kamis (18/8/2011), berujung bentrok fisik dengan petugas Satpol PP.

Kericuhan itu terjadi saat massa yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL), juru parkir, dan masyarakat menerobos kawalan petugas Satpol PP yang menutup akses masuk menuju lobi Pemda.

Seorang petugas bernama Amir (40) menderita luka pukulan di bagian mulut hingga mengeluarkan darah dalam bentrokan yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.

"Aksi ini terkait dengan permasalahan pembangunan Jembatan Layang Ahmad Yani yang sedang dibangun oleh PT Summarecon yang secara arogan melakukan penghilangan sebagian area ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Tugu Perjuangan dan Bumi Perkemahan Kota Bekasi," kata Ketua GMBI Kota Bekasi Zakaria di Bekasi.

Massa berseragam hitam kuning tersebut meminta Plt Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi segera meninjau ulang perizinan dari pembangunan tersebut dan tidak segan-segan untuk menghentikannya bila terbukti melanggar.

Bentrokan tersebut berakhir saat puluhan petugas kepolisian setempat melerai peristiwa itu dan salah satu perwakilan Pemkot Bekasi yakni Asisten Daerah (Asda II), Nandi Sujakandi, menemui demonstran dengan melakukan audiensi terkait desakan itu.

"Kami akan tampung aspirasinya dan akan kami sampaikan langsung kepada atasan," kata Nandi.

Secara terpisah, Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi, Duddy Setiabudhi, mengatakan pihaknya masih mengkaji ulang penggunaan lahan seluas 6.000 meter persegi di areal Stadion Kota Bekasi untuk pembangunan jembatan layang itu.

"Lagi dikaji karena menggunakan lahan Pemda dan menyangkut aset," kata Duddy.

Menurut dia, Bagian Hukum Pemkot Bekasi bersama PT Summarecon masih mempertimbangkan apakah lahan itu akan diganti rugi atau tidak.

"Kalau pun tidak di ganti rugi, jalan layang itu pun selanjutnya akan kembali kepada umum," demikian Duddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com