Jakarta, Kompas -
Hal ini mengemuka dalam diskusi peluncuran buku berjudul Jurnalisme dan Politik di Indonesia serta Pers di Masa Orde Baru, Kamis (11/8), di Jakarta. Selain penulis buku, David T Hill, Guru Besar Murdoch University, sebagai pembahas adalah Daniel Dhakidae (Pemimpin Redaksi Majalah Prisma) dan Hendardi dari Setara Institute. Hadir advokat Adnan Buyung Nasution, penyair Ajip Rosidi, dan aktivis pers Atmakusumah.
Daniel menilai, buku Jurnalisme dan Politik di Indonesia, yang adalah biografi Mochtar Lubis (1922-2004) mencerminkan perjalanan sejarah Indonesia pada masanya dan menunjukkan relevansinya dengan saat ini. Ia menyoroti tiga hal yang menarik untuk disimak tentang sikap politik Mochtar, terutama saat memimpin harian Indonesia Raya, yakni korupsi, parlemen, dan militer. Kasus korupsi di Pertamina, misalnya, didekati dengan gaya jurnalisme membongkar.
David mengatakan, buku ini merupakan biografi kritis yang tak semua disetujui Mochtar Lubis. Ia pun mewawancarai orang yang tidak setuju dengan garis politik Mochtar. Namun, Mochtar diakuinya sebagai sosok yang teguh, tegas, dan berani.