Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Lesung Jumengglung di Hari Anak

Kompas.com - 22/07/2011, 06:50 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com--Tari ’Lesung Jumengglung’ mengawali perayaan Hari Anak Nasional 2011 di pelataran SD Wororejo 03, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tembang Jawa ’Lesung Jumengglung’, ’Lumbung desa’ dan ’Lir-ilir’ berupa lesung dan alu ditambah iringan gamelan dan organ.

Penabuh gamelan yang didominasi oleh anak SMP-SMA ini menampilkan kepiawaian dalam mengkolaborasi dua jenis musik pentatonis dan diatonis, yakni gabungan alat musik modern dan tradisional.

Pagelaran yang dimainkan terbukti menarik minat ratusan penonton yang ingin melihat dari dekat dan mengundang Bupati Semarang, Mundjirin, yang hadir dalam acara, ikut memainkan lesung dan alu di tengah penari lainnya.

"Lesung yang awalnya sebagai alat menumbuk padi kemudian berkembang menjadi satu jenis kesenian yang sudah mulai hilang dari peredaran. Kini diangkat kembali dan bisa dinikmati," kata Ketua Sanggar "Tak Disangka" yang manaungi para penari ’Lesung Jumengglung’, Agus Wibowo.

Lesung, menurutnya merupakan sebuah kayu panjang yang biasa digunakan sebagai alat penumbuk padi yang juga berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat musik.

"Alunan lesung yang bertalu-talu dikemas dalam bentuk permainan lagu dan tarian yang menggambarkan suasana pedesaan yang ramai dan tentram," katanya.

Tarian itu menurutnya mengandung nilai filosofi tinggi karena mengembangkan budaya nenek moyang.

"Di zaman dahulu, lesung digunakan untuk menumbuk padi karena teknologi belum berkembang, bahkan ani-ani, penggiling padi tradisional, belum ada. Lewat tarian ini kami turut melestarikan warisan leluhur di tengah perkembangan teknologi yang sudah maju," katanya.

Lewat sanggar yang ia rintis sejak 1977, ia berharap, bisa memberikan motivasi seni budaya tradisional di Kabupaten Semarang terhadap masyarakat terutama generasi muda.

Bupati Semarang, Mundjirin, yang kedatangannya disambut dengan tarian ’Lesung Jumengglung’, mengaku bangga dengan kebudayaan Indonesia yang diapresiasikan sedemikian rupa.

"Tarian tradisional hendaknya terus ditampilkan di hadapan masyarakat dan generasi muda agar tetap lestari dan lebih dikenal," katanya.

Selain tari ’Lesung Jumengglung’, acara ini juga dimeriahkan dengan Tari Bondan, tari kreasi baru, dan pagelaran dalang cilik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com