BIMA, KOMPAS.com - Setelah terjadinya ledakan bom di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin pekan lalu, ponpes itu kini tampak porak poranda.
Lembaran dokumen milik ponpes tersebut tampak berhamburan di sebuah ruangan. Salah satu lembar dokumen itu menyebutkan bahwa wartawan atau orang media dan polisi adalah kafir dan harus diperangi.
Di lembar dokumen yang tidak diketahui penulisnya itu, dijelaskan mengenai dalil-dalil tentang kekafiran anshar thagut. Dokumen yang diketik dengan komputer itu dilengkapi petikan ayat suci Al-Quran dan tafsirannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.