Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pahlawan Olahraga Memprihatinkan

Kompas.com - 01/06/2011, 18:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang atlet hanya dikenang ketika meraih prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Setelah masa kejayaannya berlalu, nasib sang pahlawan negara tersebut tak mendapat perhatian lagi, bahkan disia-siakan. Itulah kenyataan yang harus dihadapi para olahragawan meskipun seharusnya pantas mendapatkan penghargaan atas jasa-jasanya tersebut.

Lantaran prihatin dengan yang terjadi pada dunia olahraga Indonesia, dibentuklah Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) yang berusaha "menggelitik" semua orang agar mau memerhatikan nasib atlet. Pasalnya, jika mereka (atlet) ditelantarkan, akan memberikan dampak negatif terhadap minat generasi muda untuk menjadi olahragawan.

"Banyak pahlawan olahraga yang dulunya berjasa mengharumkan nama bangsa, tetapi sekarang hidupnya sangat memprihatinkan. Selain perlu dukungan moral ataupun materiil, pemberdayaan perlu dilakukan agar kualitas kehidupan mereka menjadi layak. Kita harus mendukung mantan olahragawan, demi kemajuan olahraga Indonesia," ujar Rudy Hartono, selaku Dewan Pengawas YOI.

Rudy, yang mengukir prestasi di arena bulu tangkis karena pernah menjadi juara All England sebanyak delapan kali, juga memberikan contoh para olahragawan yang terlupakan.

"Sebagian besar masyarakat di Tanah Air sudah melupakan nama Nanda Telambanua, pemecah rekor angkat berat dunia junior 1984, yang sempat mencari nafkah sebagai penarik ojek. Begitu juga dengan Martha Kase, peraih medali emas nomor lari SEA Games 1987, yang kini mengais rezeki hanya sebagai penjual teh botol. Peraih juara dunia tinju (IBF), Ellyas Pical, terpaksa sempat menjadi satpam diskotek pada masa pensiunnya. Namun, berkat uluran tangan mantan Menpora Adhyaksa Dault, mantan juara dunia itu kini diarahkan bekerja di kantor KONI/KOI," tutur Rudy.

Padahal, para olahragawan yang berprestasi itu pernah mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri. Bukan hal baru jika ada pernyataan bahwa Merah Putih bisa berkibar di negara lain hanya karena ada dua momen, yaitu pertama saat kunjungan Presiden RI ke luar negeri dan kedua saat olahragawan meraih prestasi puncak dengan menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Jadi, para olahragawan pantas diperhatikan.

"Lagu 'Indonesia' Raya berkumandang dan Merah Putih berkibar saat para mantan olahragawan itu mengukir tampuk juara. Hal itu tentunya yang harus kita ingat dan mereka harus mendapat penghidupan yang layak."

"Kehidupan mantan olahragawan sekarang ini dapat berdampak terhadap generasi muda bangsa Indonesia. Kehidupan ekonomi para mantan olahragawan yang memprihatinkan dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap olahraga di Indonesia. Nantinya, ditakutkan generasi muda bangsa ini tidak lagi menaruh minat untuk menjadi olahragawan. Seharusnya para mantan olahragawan dapat menjadi inspirator bagi generasi muda Indonesia."

"Dukungan dari kita semua sangat besar andilnya terhadap pembangunan olahraga di Indonesia, salah satunya, kini hadir Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI). YOI bertujuan untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang unggul serta secara khusus peduli terhadap nasib para olahragawan maupun mantan olahragawan Indonesia," ujar Rudy, yang menambahkan, menjelang SEA Games ini perlu digalakkan kepedulian terhadap nasib olahragawan untuk memacu semangat olahraga demi mewujudkan tekad Indonesia juara. (YOI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com