Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendro Bantah Al-Zaytun Sarang NII

Kompas.com - 31/05/2011, 20:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono membantah jika pondok pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat disebut sebagai sarang kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Ia mengaku sering berkunjung ke pondok pesantren tersebut.

Bahkan, menurut Hendro, selain dia, beberapa pejabat penting, seperti Soeharto, BJ Habibie, dan Wiranto, juga pernah berkunjung ke pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang tersebut.

"Kalau kemarin saya jadi saksi pernikahan anak Panji Gumilang, ya. Orang saya kenal dan diminta (jadi saksi), ya saya datang. Selain itu, nanti tanggal 1 Juni itu katanya ada peringatan hari Pancasila. Masa kayak begitu dikatakan NII," ujar Hendropriyono sesusai mengikuti seminar bertajuk "Ancaman Terhadap Keamanan Nasional" di Hotel Millennium, Jakarta, Selasa (31/5/2011).

Selain itu, lanjut Hendropriyono, pembuktian bahwa pondok pesantren tersebut bukan sarang NII dapat dilihat dari beberapa hal. Salah satunya adalah hasil dari penelitian tim Kementerian Agama, yang menyatakan bahwa ajaran dalam pondok pesantren tersebut tidak ada yang menyalahi ajaran Islam.

"Gedung-gedung di sana, waktu pertama saya datang, ada peletakan batu pertama pada gedung Bung Karno. Meutia Hatta juga datang ke situ meletakkan batu pertama pada gedung Bung Hatta. Nah, dua-duanya ini kan musuh NII. Masa seperti ini dikatakan sarang NII," ungkapnya.

Kalaupun ada orang yang direkrut menjadi NII dan kemudian menyumbang ke pondok pesantren tersebut, itu dapat dikatakan sebagai penipuan. Namun, lanjut Hendropriyono, sampai saat ini, sulit memidanakan kasus tersebut karena orang yang menyumbang tidak pernah mengatakan kalau dirinya ditipu.

"Mereka mengaku rela kok untuk Islam. Walaupun ada, biasanya orang-orangtua yang kehilangan laptop atau uangnya dicuri anaknya. Nah, kalau begini, sudah jelas dia melaporkan anaknya. Tapi anaknya itu merasa tidak. Dan tidak masuk akal juga jika anak itu katanya masuk NII, tapi dia diajarkan Pancasila," tuturnya.

Ketika ditanya apakah penjelasan tersebut merupakan upaya untuk melindungi NII, Hendropriyono membantah. "Pakai apa melindungi, wong saya rakyat. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada Al-Zaytun itu NII. Kalau kita tahu di dalam negara ada negara, dan kita tidak lapor, pasti kita kena hukum," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com