Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Merasa Kursi Menterinya Diincar PD

Kompas.com - 08/03/2011, 18:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Polemik koalisi yang makin panas belakangan ini dinilai telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh sejumlah pihak. Ketua DPP PKS Mustafa Kamal merasa kisruh ini telah dikembangkan dengan tidak elegan oleh sejumlah elite partai, terutama oleh elite Demokrat sendiri. PKS merasa posisi menterinya di Kabinet Indonesia Bersatu II justru diincar oleh elit Demokrat.

"Iya ini kan saya lihat mengemukanya tidak dengan cara elegan. Dengan cara yang mungkin rakyat risih melihatnya. Pada saat ada masalah perpajakan, Century, BBM, kok ada politisi yang tega-teganya terus bicara perebutan jabatan yang sudah selesai. Ini kan masalah jabatan sudah selesai waktu pembentukan kabinet. Kenapa sudah 1,5 tahun isunya cuma reshuffle saja," tegasnya di ruang fraksi DPR RI, Selasa (8/3/2011).

Menurut Mustafa, para menteri tengah fokus bekerja belakangan ini. Namun, agak terganggu dengan isu perombakan kabinet yang merebak. Kalaupun perombakan hendak dilakukan, seharusnya didasarkan pada penilaian kepada para menteri yang terganjal persoalan moral atau kinerja yang buruk.

Tapi, sekali lagi, Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menilai perombakan pun tak pantas dilakukan pada saat umur kabinet baru berumur 1,5 tahun. Lagi pula, lanjutnya, isu perombakan kabinet pun datangnya bukan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung secara lisan. Justru elite-elite partai birulah yang meramaikannya sehingga kecurigaan Mustafa muncul.

"Pak SBY sebenarnya lebih kepada upaya normatif untuk melakukan pendalaman terhadap persoalan. Tapi kemudian ada yang mengembangkannya jadi satu bola liar. Saya sangat menyayangkan sekali, sangat miris sekali kalau kemudian secara tidak proposional lalu bola ini dilempar kepada Presiden, padahal Presiden punya tanggung jawab yang sangat besar untuk permasalahan-permasalahan kita ke depan," katanya.

"Seharusnya anak buah yang baik, kader yang baik, bisa menerjemahkan pemikiran Presiden dan melaksanakan dengan baik sehingga Presiden punya keleluasaan untuk membangun bangsa ini dalam konteks yang lebih besar," tambah Mustafa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Suami Zaskia Gotik, Sirajudin Machmud Jadi Saksi Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Suami Zaskia Gotik, Sirajudin Machmud Jadi Saksi Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Nasional
    Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

    Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

    Nasional
    Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

    Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

    Nasional
    Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

    Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

    Nasional
    Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

    Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

    Nasional
    Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

    Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

    Nasional
    Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

    Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

    Nasional
    Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

    Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

    Nasional
    Cara Urus Surat Pindah Domisili

    Cara Urus Surat Pindah Domisili

    Nasional
    Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

    TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

    Nasional
    Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

    Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

    Nasional
    Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

    Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

    Nasional
    PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

    PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com