Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Dipo "Mengancam" Media?

Kompas.com - 22/02/2011, 10:32 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam melakukan klarifikasinya atas  pernyataannya yang menyatakan akan membatasi informasi dan "asupan iklan" terhadap media-media yang kritis terhadap pemerintah.

Dikatakannya, dirinya hanya akan melakukannya kepada media yang menjelek-jelekkan pemerintah. Diakuinya, di era demokrasi seperti sekarang ini, media tidak dapat dibredel seperti masa Orde Baru. Dipo pun kemudian menjelaskan apa yang dimaksud menjelek-jelekkan pemerintah.

"Menjelek-jelekkan itu sudah ada tendensi mengungkit atau meningkatkan kebencian dan juga ada sesuatu yang tujuannya tidak murni dalam pemberitaan," katanya kepada para wartawan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/2/2011).

Mantan aktivis ini juga meminta media terukur dalam menyajikan berita. Dia mencontohkan pemberitaan rusuh di Koja, Tanjung Priok, dan penganiayaan terhadap tiga warga Ahmadiyah di Cikeusik. Ada media yang menampilkan gambar kekerasan berulang-ulang. Atas pemberitaan itu, Dipo menuturkan, cucunya sempat ketakutan.

"Dia ketakutan melihat itu orang membakar, sudah itu merusak rumah segala macam. Saya bilang, sudah, switch saja," ceritanya.

Pernyataannya pada Senin kemarin, sambung Dipo, semata-mata bertujuan mendidik media. "Saya hendak mendidik media sebagai pemangku kekuasaan. (Saya) mengingatkan mereka, kan hak saya sebagai rakyat. Jangan media menjadi institusi yang can do no wrong," jelas dia.

Selama ini, dikatakannya, media telah mendidik masyarakat, dan juga pejabat, seperti dirinya. "But, I have opportunity also, mereka harus (di-)didik juga, kalau sekarang mereka juga membuat hal-hal seperti itu, menjelek-jelekan terus, saya tidak bohong, seorang duta besar datang ke saya menanyakan, apa Indonesia kacau, apa Indonesia akan di-impeach. Investor pun bertanya," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com