Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan ke Bali, Pintu Laut/Udara Ditutup

Kompas.com - 17/02/2011, 17:22 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Empat pelabuhan laut dan satu bandara di Bali akan ditutup sementara secara total untuk menghormati pelaksanaan Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Saka 1933 pada Sabtu, 5 Maret 2011.

"Gubernur Bali sudah mengirim surat edaran terkait dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi kepada pengelola bandara, pelabuhan laut serta angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) di daerah ini," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Bali I Made Santha di Denpasar, Kamis (17/2/2011).

Keempat pelabuhan tersebut, Pelabuhan Gilimanuk, pintu masuk Bali lewat darat dari Pulau Jawa, Pelabuhan Padangbai, pintu masuk Bali dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pelabuhan Benoa, yang melayani kapal penumpang dan bongkar muat dari berbagai daerah di Indonesia.

Pelabuhan terbesar di Bali itu juga menjadi tempat mangkal ratusan kapal penangkap ikan milik sejumlah perusahaan yang melakukan aktivitas di perairan bebas. Selain itu juga pelabuhan Celukan Bawang, pelabuhan khusus bongkar muat bahan bangunan berupa kayu dan semen di Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara.

Made Santha menjelaskan, di Pelabuhan Gilimanuk beroperasi sekitar 30 kapal penyeberangan untuk menghubungkan Bali-Jawa dan sebaliknya, pada hari istimewa bagi umat Hindu istirahat selama 24 jam.

Demikian pula di Pelabuhan Padangbai beroperasi 18 unit kapal penyeberangan melayani Lombok, NTB, pada hari Nyepi itu tidak beroperasi selama 24 jam, mulai pukul 06.00 waktu setempat pada hari Sabtu, 5 Maret 2011, hingga pukul 06.00 Wita keesokan harinya.

"Transportasi di Bali juga lumpuh total karena 2,36 juta unit kendaraan bermotor di Bali tidak beroperasi seperti hari-hari biasanya," ujar Made Santha.

Oleh sebab itu wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan berliburan ke Bali agar tidak bertepatan dengan Hari Suci Nyepi, karena akan menghadapi kesulitan, yakni harus diam di pintu-pintu masuk hingga transportasi kembali normal.

"Untuk itu wisatawan yang akan ke Bali agar memajukan atau menunda jadwalnya sehari, karena desa adat (Pekraman) dan pemerintah setempat tidak memberikan toleransi kepada siapapun, kecuali warganya yang sakit dan harus diangkut ke rumah sakit," ujar Made Santha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com