Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dibenarkan, Membunuh atas Nama Agama

Kompas.com - 07/02/2011, 13:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tokoh Nahdlatul Ulama, Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), menyesalkan terjadinya peristiwa penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2011) kemarin. Menurut adik kandung Gus Dur ini, sikap tidak sejalan dengan ajaran Ahmadiyah, bukan berarti harus ditunjukkan dengan aksi kekerasan. Bagaimanapun, Gus Sholah berpendapat, warga Ahmadiyah harus dilindungi.

"Kita harus melindungi warga Ahmadiyah. Walau tidak setuju dengan ajarannya, kita tidak punya hak untuk membunuh mereka. Tidak bisa mengatasnamakan agama dan melakukan kekerasan dengan dalih membela agamanya," kata Gus Sholah kepada Kompas.com, Senin (7/2/2011).

Adanya kontra terhadap keberadaan jemaah Ahmadiyah, dinilainya sebagai sesuatu yang wajar. Namun, ia menyarankan agar menempuh prosedural hukum dan bukan tindakan bar-bar.

"Tidak setuju dengan Ahmadiyah tidak masalah, tetapi jangan melakukan tindakan kekerasan. Jangan merusak aset mereka. Kalau tidak puas, tempuhlah jalur hukum, jangan di luar hukum," ujar mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini.

Terhadap persoalan Ahmadiyah sendiri, Gus Sholah mengakui, sebagai sebuah persoalan yang rumit dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Ia pun memberikan tiga catatan atas permasalahan ini.  

Pertama, kata dia, dari sudut pandang Islam, bagaimana memandang Ahmadiyah, tepat atau tidak, wilayahnya Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kedua, SKB yang dikeluarkan pemerintah harus lebih diefektifkan dengan melakukan sosialisasi hingga ke seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak ada penafsiran yang salah atas keberadaan Ahmadiyah. Dan ketiga, negara harus memberikan perlindungan terhadap warga Ahmadiyah.

"Siapa pun juga, polisi harus melindungi warga negara dari segala tindak kekerasan. Menurut saya, polisi kurang memberikan perhatian terhadap jemaah Ahmadiyah atau kelompok lain yang rentan terhadap tindak kekerasan," kata Gus Sholah.

Seperti diberitakan, sekitar 1.000 warga Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, menyerang Jemaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 10.30. Bentrokan dipicu kedatangan sejumlah anggota jemaah Ahmadiyah dari luar daerah. Akibat peristiwa itu, tiga anggota jemaah Ahmadiyah tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

    Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

    Nasional
    Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

    Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

    Nasional
    Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

    Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

    Nasional
    AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

    AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

    Nasional
    Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

    Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

    Nasional
    Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

    Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

    Nasional
    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

    Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

    Nasional
    Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

    Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

    Nasional
    Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

    Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

    Nasional
    Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

    Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

    Nasional
    Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Nasional
    Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

    Nasional
    Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

    Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

    Nasional
    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Nasional
    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com