Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Banyak Pekerja Sosial

Kompas.com - 01/12/2010, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah menambah jumlah pekerja sosial profesional guna mencegah kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga.

Ketua KPAI Hadi Supeno mengatakan, jumlah pekerja sosial profesional yang ada saat ini belum sesuai jika dibandingkan dengan jumlah anak Indonesia. Selain itu, pekerja sosial profesional yang ada saat ini hanya berfungsi sebagai pembimbing, bukan sebagai pengawas.

"Ada sekitar 10.000 orang, tetapi lebih sebagai terapis, bukan pengawas. 10.000 itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah anak Indonesia. Misalnya, satu orang mengawasi 200-500 anak, paling tidak butuh 100.000 pekerja sosial profesional," ujar Hadi ketika dihubungi, Rabu (1/12/2010).

Ke depannya, KPAI meminta agar para pekerja sosial profesional difungsikan sebagai pengawas sehingga orangtua yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak di rumah dapat terdeteksi. Pengawasan tersebut dapat dilakukan pekerja sosial profesional dengan bergerak, mengunjungi rumah-rumah layaknya petugas lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

"Kalau PLKB memastikan setiap usia produktif pakai KB, petugas sosial profesional memastikan setiap anak terpenuhi haknya. Enggak banyak, paling butuh dana Rp 10 triliun," ujarnya.

Dengan pengawasan langsung tersebut, lanjut Hadi, para petugas sosial profesional dapat menindak orangtua yang melakukan kekerasan terhadap anaknya dengan memberi peringatan awal hingga mencabut hak asuh atas anaknya.

"Bisa menegur langsung, dengan kartu biru, untuk peringatan awal misalnya, sekali lagi melakukan kartu kuning, melakukan lagi kartu merah, cabut hak asuh. Kalau tidak begitu, akan terulang terus," katanya.

Pekerja sosial profesional pun, kata Hadi, dapat berperan mendampingi anak-anak yang kabur dari rumahnya akibat tindak kekerasan orangtua atau eksploitasi orangtua. Seperti halnya Nabila Amalia Putri (10) yang mengaku sudah lima kali mencoba kabur dari rumah ayah kandung dan ibu tirinya di Tangerang Selatan.

Nabila yang ditemukan telantar di Tol Jakarta Outer Ring Road TB Simatupang, Selasa (30/11/2010) dini hari, itu mengaku sering diperlakukan kasar oleh orangtuanya. Selain itu, penguatan fungsi pekerja sosial profesional, menurut Hadi, juga dapat mencegah penculikan anak.

"Tentu, kalau banyak pekerja sosial profesional, anak jadi lebih terawasi, kalau ada anak berlarian di jalan sendiri, bisa diawasi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com