JAKARTA, KOMPAS.com — Dokter hewan dari Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Eko Hendri, menyampaikan bahwa sebaiknya hewan kurban diistirahatkan selama sekitar 10 jam sebelum dipotong di hari raya Idul Adha. Hal tersebut dilakukan agar si hewan tidak stres ketika dipotong. Sebab, jika stres, daging yang dihasilkan akan mengandung tingkat keasaman yang rendah sehingga mudah busuk.
"Dagingnya akan berwarna gelap dan berlendir sehingga cepat membusuk," kata Eko, saat memeriksa hewan-hewan kurban yang akan dipotong di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran, Selasa (16/11/2010).
Bahkan, lanjut Eko, jika perlu sapi atau kambing yang hendak dijadikan hewan kurban tersebut diperdengarkan musik berirama santai seperti jazz atau blues untuk menghindari stres. "Itu cukup signifikan ya karena berdasarkan penelitian yang diseminarkan, musik bisa mengurangi stres hewan. Di peternakan, sapi yang dikasih musik terbukti susunya lebih banyak," papar Eko.
Selain itu, Eko juga menyampaikan, pengecekan terhadap hewan kurban penting dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hewan berbahaya seperti antraks. Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, kata Eko, melakukan pengecekan hewan kurban sejak H-10 Idul Adha. Pengecekan dimulai dari tempat penjualan hingga tempat pelaksanaan pemotongan kurban. "Pada H-8 sudah mulai ke panitia-panitia kurban karena ternak sudah beralih tangan," imbuhnya.
Hingga kini, kata Eko, belum ditemukan penyakit berbahaya pada hewan-hewan kurban yang telah diperiksa. Hanya saja, di daerah Radio Dalam, pihak Suku Dinas menemukan seekor sapi yang sesak napas diduga karena berasal dari lereng Merapi. "6 kilometer dari lereng Merapi. Saya memperkirakan karena proses membawa sapinya ya," kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.