Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Bukan? Gampang Banget Buktikannya!

Kompas.com - 11/11/2010, 17:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Foto mirip Gayus Halomoan Tambunan, terdakwa kasus penggelapan pajak, masih terus menjadi polemik. Belum ada yang memastikan apakah foto tersebut Gayus atau bukan. Gayus sendiri bersikukuh bahwa yang ada di dalam foto yang diambil fotografer Kompas, Agus Susanto, itu bukan dia.

Padahal, untuk menentukan foto tersebut Gayus atau bukan sebenarnya bukan hal yang sulit. Hanya dengan software komparasi yang membandingkan pola muka seseorang dapat ditentukan apakah sosok dalam foto tersebut Gayus atau bukan. Hal tersebut dikatakan pakar digital forensik Ruby Alamsyah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/11/2010) sore.

"Menurut saya, tidak sulit menentukan Gayus atau bukan dalam foto tersebut. Apalagi, foto diambil oleh fotografer menggunakan kamera profesional yang kualitasnya tinggi. Saya lihat ada juga foto Gayus tidak pakai kacamata," ujar Ruby. Untuk menentukannya, hanya perlu dilakukan teknik komparasi.

Ia mengatakan, sejumlah media saat ini sudah banyak membandingkan foto jepretan Agus Susanto dan foto Gayus yang telah diketahui. Hanya saja, perbandingan yang dilakukan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum karena foto yang dibandingkan bukan aslinya dan sudah mengalami perubahan resolusi.

"Ada software khusus. Tidak dijual bebas. Harganya mahal. Memang khusus untuk digital forensik," katanya. Ia menjelaskan, software tersebut menggunakan algoritma yang akan mengkalkulasi pola muka dua foto berbeda. Salah satunya foto yang sudah diketahui (known source) dan foto yang belum diketahui (unknown source). Pada dasarnya, teknik yang digunakan sama dengan komparasi audio atau video.

Ruby menjelaskan, software tersebut akan memeriksa bentuk mata, hidung, dan bagian-bagian menonjol lainnya di titik-titik tertentu secara mendetail. Bahkan, menurut Ruby, wajah seseorang yang telah dioperasi plastik tetap dapat dideteksi oleh software semacam ini dengan teknik komparasi yang lebih cermat.

"Kalau tingkat acceptance-nya besar, bisa dipastikan foto tersebut orang yang sama atau bukan. Ilmuwan menentukan di atas 50 persen, 90 persen, tergantung mazhab yang digunakan," kata Ruby. Menurutnya, hasil komparasi seperti ini bisa dipakai sebagai alat bukti penyidikan dan di pengadilan karena telah diterima hukum di Indonesia.

Namun, saat ditanya apakah dalam foto tersebut Gayus atau bukan, Ruby enggan berkomentar. Ia mengaku belum menerima sumber asli foto yang harus dibandingkan dan hanya akan memublikasikan hasilnya jika diminta pihak berwenang karena hal tersebut sudah masuk ke ranah hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Nasional
    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

    Nasional
    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Nasional
    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Nasional
    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com