SALATIGA, KOMPAS.com - Ribuan warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, kekurangan masker untuk menapis debu yang disemburkan Gunung Merapi menyusul meluasnya sebaran abu vulkanik Merapi ke berbagai daerah, termasuk kota mungil berhawa sejuk ini.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kesehatan Kota Salatiga, Pramusinta, Sabtu (6/11/2010) mengatakan, kebutuhan masker untuk masyarakat sekitar 176.000, namun pihaknya hanya mampu membagikan sekitar 5.000 masker.
Masker tersebut dibagikan kepada anak-anak di sekolah. "Kami kekurangan stok masker. Ketika kami mau membeli di toko-toko dan apotek, semuanya sudah ludes dibeli warga," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya menyalurkan kepada anak-anak karena mereka belum bisa bertindak sendiri.
Pihaknya berharap kepada orang dewasa untuk bisa mengusahakan masker sendiri agar terhindar dari abu vulkanik.
Dia mengingatkan masyarakat agar memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah agar tidak terinfiltrasi abu vulkanik dalam tubuhnya.
"Kalau memang warga Salatiga merasakan sakit akibat terkena abu vulkanik tersebut, saya harap segera memeriksakan ke rumah sakit terdekat," katanya.
Berdasarlan pantauan di beberapa apotik di Salatiga, Sabtu, puluhan apotik dan toko besi yang menjual masker sejak pagi hingga Sabtu pukul 10.15 WIB diserbu pembeli yang rata-rata ibu rumah tangga dan para pengedara motor. Para pengendara motor menggunakan masker untuk melindungi bahaya abu vulkanik Merapi tersebut.
Meskipun begitu, banyak juga warga yang berada di luar rumah yang tidak memakai masker karena tidak mendapatkan jatah dari pemerintah setempat, selain itu stok di apotek juga habis setelah dibeli para pengendara sepeda motor.
Warga Tingkir, Kota Salatiga, Sumaryono mengatakan, akibat terjadi hujan abu tersebut, dirinya merasa terganggu dalam beraktivitas, karena tidak bisa bernafas dengan bebas. Dirinya khawatir jika abu terhirup bisa mengganggu kesehatan.