Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Minta Kapolri Tangkap Hakim MK

Kompas.com - 02/11/2010, 20:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sudah melakukan pertemuan dengan Kapolri Komjen Timur Pradopo di Istana Negara. Dalam pertemuan itu, Mahfud meminta Polri menangkap hakim konstitusi yang diduga menerima suap terkait pemilihan kepala daerah.

"Terus terang saya bicara dengan Kapolri, saya bilang, 'Pak saya mau tangkap hakim MK. Masa ada Pak tanya Kapolri'. Kata Refly ada, makanya bapak suatu saat siap-siap periksa Refly, saya yakin ada karena dia ngomong. Saya baru bicara dengan Kapolri barusan di Istana," ujar Mahfud saat jumpa pers usai acara "Pertemuan Koordinasi MK dan Asosiasi Pengajar Hukum Acara MK di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/11/2010).

Bahkan, Mahfud meminta kepada Sekretaris Jenderal MK untuk berkoordinasi dengan Kabareskrim Mabes Polri guna mengatur rencana pertemuan intensif antara Ketua MK dengan Kapolri.

Menurut Mahfud, kali ini dirinya sudah sangat serius dan tidak mau main-main lagi dalam perkara tersebut. "Ini saya sungguh-sungguh. Maksud saya tegakkan hukum tapi jangan fitnah hukum," tegasnya.

Sebelumnya, Mahfud mengaku kaget setelah melihat sebuah tulisan yang dibuat salah satu Pengacara bernama Refly Harun di kolom Opini Kompas edisi 25 Oktober 2010 berjudul "MK Masih Bersih?". Dalam tulisan tersebut, Refly mengaku pernah mendengar ada pihak yang menghabiskan uang Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar untuk beperkara di MK.

Refly juga mengaku pernah mendengar pengakuan seseorang yang dimintai menyetor dana Rp 1 miliar kepada seorang hakim MK. Permintaan itu ditunggu hingga sore hari menjelang pembacaan putusan. Ia pun mengaku pernah melihat dengan mata kepala sendiri tumpukan uang senilai Rp 1 miliar yang menurut pemiliknya akan diberikan kepada MK. Dalam tulisannya itu Refly menyarankan Mahfud membentuk tim investigasi internal.

Usulan Refly langsung direspons Mahfud. Ia membentuk tim investigasi sekaligus menunjuk Refly untuk memimpinnya. MK bersedia membiayai dan memfasilitasi kerja investigasi dalam jangka waktu sebulan. (Tribunnews/Willy Widianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com