Jakarta, Kompas
”Warisan politik Soeharto tampaknya sudah berakhir. Oleh karena itu, segala upaya untuk memulihkan nama baik dan warisan politik Soeharto akan bertabrakan dengan aspirasi rakyat,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi, Jumat (22/10) di Jakarta.
Kuskridho menyampaikan hal tersebut saat memaparkan rangkuman hasil survei LSI mengenai persepsi masyarakat terhadap mantan Presiden Soeharto dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Direktur Public Affairs LSI Burhanuddin Muhtadi menambahkan, hasil survei juga memperlihatkan bahwa sebagian besar kalangan di masyarakat menilai Soeharto adalah orang yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis ekonomi pada 1998.
”Dengan melihat hal-hal tersebut, gagasan untuk menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional pun bisa mencederai hati nurani rakyat. Gagasan mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional sebaiknya ditolak,” ujar Burhanuddin.
Penolakan masyarakat terhadap apa pun yang berkaitan dengan Soeharto tecermin dalam survei yang dilakukan LSI pada 7-20 Oktober 2010. Dalam survei itu LSI mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden mengenai Tommy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto. Tommy dianggap sebagai representasi dari apa yang disebut sebagai ”warisan” Soeharto.
Hampir semua responden atau 99,2 persen mengajukan nama selain Tommy Soeharto saat ditanyai calon yang akan mereka pilih dalam pemilihan Presiden RI. ”Hanya 0,8 persen yang menyebut nama Tommy,” ujar Kuskrido.