Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Bandingkan Adjie dengan Jenderal AS

Kompas.com - 09/09/2010, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terkait kritikan terhadap dirinya oleh seorang anggota TNI Angkatan Udara yang ditulis di Harian Kompas, mengatakan tak akan ikut campur tangan soal pemberian sanksi. Presiden memercayakan tindakan disiplin kepada Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan Udara.

Presiden menegaskan, hukuman terhadap Adjie adalah suatu yang wajar. Seorang anggota TNI AU tidak dibenarkan mengkritik atasannya. Hal ini tercantum dalam kode etik prajurit dan juga UU TNI. SBY membandingkan kasus ini dengan kasus yang menimpa seorang perwira tingkat tinggi di Amerika Serikat.

"Saya ingin berikan ilustrasi bahwa ini (tindakan displin terhadap Adjie) bukan hanya khas Indonesia. Kita teringat seorang jenderal bintang empat di AS yang sedang memimpin pasukan yang sangat besar di Afganistan. Dia mengeluarkan statement yang lunak sebenarnya. Soft statement yang dianggap merusak hubungan sipil-militer," kata Presiden seusai menggelar acara buka puasa bersama pimpinan media dan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/9/2004).

Dalam kasus yang dimaksud, Presiden Barack Obama akhirnya memecat Jenderal Stanley McChrystal, komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) di Afganistan, pada Juni silam. Pemecatan tersebut terkait komentar McChrystal dalam wawancara di sebuah majalah. Dalam apa yang bisa menjadi sebuah momen paling menentukan bagi kepresidenannya, Obama mengatakan bahwa ia telah menerima pengunduran diri Jenderal McChrystal. "Dalam kondisi cukup menyesal, tetapi juga dengan keyakinan bahwa itu adalah hal yang benar untuk misi kami di Afganistan, serta bagi militer kami dan negara."

Jenderal McChrystal sebagai komandan ISAF digantikan oleh Jenderal David Petraeus, arsitek serangan Irak yang sukses pada tahun 2007. Ketika berdiri dengan Petraeus di luar Gedung Putih sekitar tiga jam setelah pertemuannya yang hanya berlangsung 22 menit dengan McChrystal, Obama mengatakan, "Perang adalah sesuatu yang lebih besar dibanding seorang laki-laki atau seorang wanita, apakah dia seorang prajurit, jenderal, atau presiden."

"Kehilangan Jenderal McChrystal tentu merupakan hal yang sulit. Namun, saya percaya bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk keamanan nasional. Saya menyambut baik perdebatan di antara tim saya, tetapi saya tidak akan memberi toleransi pada perpecahan," kata Obama sebagaimana dilansir Telegraph.

McChrystal dipanggil pulang dari Kabul untuk kemudian dipecat setelah dia dan pembantunya dikutip secara anonim dalam sebuah artikel di majalah Rolling Stone. Dalam artikel itu, mereka mengkritik Wakil Presiden Joe Biden, Richard Holbrooke selaku utusan khusus Obama, Karl Eikenberry selaku Duta Besar AS untuk Afganistan, dan Jenderal Jim Jones selaku penasihat keamanan nasional. Seorang asisten McChrystal bahkan mengejek Obama dengan menyatakan bahwa Obama tampak "tidak nyaman dan terintimidasi" oleh para staf senior.

Obama sendiri menegaskan bahwa ia tidak bertindak berdasarkan "sikap tersinggung secara pribadi". Namun, ia melakukan tindakan tersebut karena kelakuan McChrystal "tidak memenuhi standar yang harus dipatuhi oleh seorang jenderal yang sedang memimpin".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    Nasional
    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

    Nasional
    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com