JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terkait kritikan terhadap dirinya oleh seorang anggota TNI Angkatan Udara yang ditulis di Harian Kompas, mengatakan tak akan ikut campur tangan soal pemberian sanksi. Presiden memercayakan tindakan disiplin kepada Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan Udara.
Presiden menegaskan, hukuman terhadap Adjie adalah suatu yang wajar. Seorang anggota TNI AU tidak dibenarkan mengkritik atasannya. Hal ini tercantum dalam kode etik prajurit dan juga UU TNI. SBY membandingkan kasus ini dengan kasus yang menimpa seorang perwira tingkat tinggi di Amerika Serikat.
"Saya ingin berikan ilustrasi bahwa ini (tindakan displin terhadap Adjie) bukan hanya khas Indonesia. Kita teringat seorang jenderal bintang empat di AS yang sedang memimpin pasukan yang sangat besar di Afganistan. Dia mengeluarkan statement yang lunak sebenarnya. Soft statement yang dianggap merusak hubungan sipil-militer," kata Presiden seusai menggelar acara buka puasa bersama pimpinan media dan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/9/2004).
Dalam kasus yang dimaksud, Presiden Barack Obama akhirnya memecat Jenderal Stanley McChrystal, komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO (ISAF) di Afganistan, pada Juni silam. Pemecatan tersebut terkait komentar McChrystal dalam wawancara di sebuah majalah. Dalam apa yang bisa menjadi sebuah momen paling menentukan bagi kepresidenannya, Obama mengatakan bahwa ia telah menerima pengunduran diri Jenderal McChrystal. "Dalam kondisi cukup menyesal, tetapi juga dengan keyakinan bahwa itu adalah hal yang benar untuk misi kami di Afganistan, serta bagi militer kami dan negara."
Jenderal McChrystal sebagai komandan ISAF digantikan oleh Jenderal David Petraeus, arsitek serangan Irak yang sukses pada tahun 2007. Ketika berdiri dengan Petraeus di luar Gedung Putih sekitar tiga jam setelah pertemuannya yang hanya berlangsung 22 menit dengan McChrystal, Obama mengatakan, "Perang adalah sesuatu yang lebih besar dibanding seorang laki-laki atau seorang wanita, apakah dia seorang prajurit, jenderal, atau presiden."
"Kehilangan Jenderal McChrystal tentu merupakan hal yang sulit. Namun, saya percaya bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk keamanan nasional. Saya menyambut baik perdebatan di antara tim saya, tetapi saya tidak akan memberi toleransi pada perpecahan," kata Obama sebagaimana dilansir Telegraph.
McChrystal dipanggil pulang dari Kabul untuk kemudian dipecat setelah dia dan pembantunya dikutip secara anonim dalam sebuah artikel di majalah Rolling Stone. Dalam artikel itu, mereka mengkritik Wakil Presiden Joe Biden, Richard Holbrooke selaku utusan khusus Obama, Karl Eikenberry selaku Duta Besar AS untuk Afganistan, dan Jenderal Jim Jones selaku penasihat keamanan nasional. Seorang asisten McChrystal bahkan mengejek Obama dengan menyatakan bahwa Obama tampak "tidak nyaman dan terintimidasi" oleh para staf senior.
Obama sendiri menegaskan bahwa ia tidak bertindak berdasarkan "sikap tersinggung secara pribadi". Namun, ia melakukan tindakan tersebut karena kelakuan McChrystal "tidak memenuhi standar yang harus dipatuhi oleh seorang jenderal yang sedang memimpin".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.