Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini Ibu, Nak, Tolong Isikan Pulsa..."

Kompas.com - 03/09/2010, 15:15 WIB

Masih ingat modus penipuan via SMS berisi hadiah uang atau barang karena menang undian? Setelah lama tak terdengar, kini hadir modus baru: SMS "ibu" dan "mama" minta dikirimi pulsa.

"Ini ibu nak, tolong isikan nomor baru ibu 081312702XXX yang 50.000 secepatnya. Penting buat hubungi orang di rumah sakit. Ini nomor orang ku pakai SMS", begitu isi pesan "ibu".

Hari lain muncul SMS dari 801944468xxx. Isi pesannya, "Beliin dulu mama pulsa 50.000 di nomor barunya mama ini nomornya 085246671xxx. Karena mama ada masalah. Secepatnya penting! Nanti mama ganti uangnya. Mama tunggu ya."

Sebelumnya ada juga SMS dari 08521511xxx, namun yang meminta bukan "mama": "Minta tolong kirimkan kami pulsa Simpati 20.000 ke nomor 0812189017xxx untuk hubungi keluarga teman karena teman kami kecelakaan di hutan. Kondisi kritis dan darurat. Tolong kami."

Enam nomor itu lantas dihubungi. Berkali-kali ditelepon, tidak ada jawaban, hanya terdengar suara operator: "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar area,". Tak sekali pun nomor itu aktif.

Hampir setiap hari SMS itu mampir ke sejumlah nomor telepon. Hanya nomor pengirim dan nomor yang diminta dikirimi pulsa berbeda. Narti (20), mahasiswi, misalnya.

"Iseng amat, sih, ini orang. Lha wong ibu saya ada di sebelah saya saat SMS itu datang. Ini kentara sekali bohongnya dan mudah mengeceknya," ujar Narti.

Ia pernah menelepon nomor pengirim, namun jawaban tidak ada. Telepon tidak pernah aktif. Semakin curigalah dia.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Qory Oktohandoyo menegaskan, modus itu merupakan upaya penipuan. Dirinya pernah dikirimi juga. Sejauh ini belum ada laporan warga yang tertipu.

"Nomor itu, kan, juga nggak bisa dihubungi. Eggak usah percaya. Tak perlu juga ditanggapi. Dari isi SMS itu, kan, kelihatan minta uang," kata Qory.

Psikolog yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Faturochman menyebut, modus penipuan yang seperti ini konyol.

"Masyarakat sekarang sudah pandai, tidak akan gampang tertipu. SMS seperti ini kalimatnya saja sudah tidak menyakinkan. Ditambah dengan frekuensi SMS yang dikirim berkali-kali akan semakin menambah kecurigaan, bukan?" katanya.

Munculnya SMS-SMS seperti ini adalah upaya penipuan dan tidak perlu ditanggapi. Abaikan saja "ibu" atau "mama" yang terus meminta- minta yang entah membeli data pelanggan telepon dari mana. Operator telepon mungkin bisa menjawabnya. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com