Mahasiswa Minta Tanggung Jawab Polri

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 30 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sulawesi Yogyakarta berunjuk rasa menyikapi kerusuhan berdarah di Buol (Sulawesi Tengah), di Yogyakarta, Jumat (3/9/2010).

Massa menuntut Kepolisian Negara Republik Indonesia bertanggung jawab atas peristiwa yang telah menewaskan tujuh warga sipil dan melukai puluhan lainnya tersebut. Para mahasiswa Sulawesi Tengah yang berkuliah di Yogyakarta ini berunjuk rasa dengan berjalan kaki dari Taman Abu Bakar Ali di ujung utara Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer di ujung selatan Malioboro sejauh sekitar 1,5 kilometer.

Mereka membawa spanduk dan poster berisi kutukan atas insiden kekerasan di Buol itu, di antaranya bertuliskan "Buol Berdarah dan "Berduka serta "Polisi Pelindung Bukan Pembunuh". Massa sempat berhenti berorasi di Gedung DPRD DI Yogyakarta dan Kantor Gubernur DIY di Jalan Malioboro.

Koordinator aksi Rahmat Hidayat mengatakan, peristiwa Buol merupakan pelanggaran hak asasi manusia terberat di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Apalagi, peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri," katanya.

Karena itu, Rahmat menuntut Komnas HAM dan Komisi III DPR untuk membentuk tim investigasi. Selain itu, massa juga menuntut pertanggungjawaban Kepala Polri dalam kasus itu dan meminta maaf secara terbuka kepada warga Buol.

Massa juga menuntut kepolisian menghukum seberat-beratnya oknum polisi yang melakukan penembakan pada warga. "Kami juga meminta Kapolres Buol dan Kapolda Sulawesi Tengah dinonaktifkan," ujar Rahmat.