Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalsel Siap Alihkan Ekspor dari Malaysia

Kompas.com - 03/09/2010, 03:47 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS - Kalimantan Selatan siap mengalihkan ekspor minyak sawit mentah dan batu bara dari Malaysia jika negara itu menutup pintu impor menyusul memburuknya hubungan dengan Indonesia. Apalagi, selama ini dua komoditas itu ke Malaysia lebih kecil daripada ke negara lain.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Selatan Gusti Yasni Iqbal, Kamis (2/9) di Banjarmasin, mengatakan, negara lain yang siap menerima ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), antara lain, adalah India, China, dan Pakistan. Akhir-akhir ini ekspor CPO ke tiga negara tersebut terus meningkat.

Ia menyebutkan, selama ini ekspor CPO dari Kalsel mengalir ke Vietnam, Banglades, Korea Selatan, Rusia, serta dua negara di Afrika, Ghana dan Kongo.

”Jika terjadi halangan ekspor ke Malaysia, itu akan kita alihkan. Tidak ada masalah, negara lain pasti bersedia menerima. Selama ini ekspor dari Kalsel ke Malaysia tidak banyak. Tahun 2009, misalnya, nilai ekspor ke Malaysia hanya 301,5 juta dollar Amerika Serikat, atau 5,7 persen dari nilai total ekspor 5,2 miliar dollar AS,” ujar Gusti.

Tahun lalu volume ekspor CPO ke Malaysia hanya 136.000 ton, atau 23 persen dari volume total 579.900 ton. Begitu pula untuk 2010 ini, ekspor CPO ke Malaysia dari Januari hingga Juli hanya 81.300 ton atau 28 persen dari total 286.000 ton produksi.

Selain CPO, komoditas andalan Kalsel lainnya adalah batu bara. Sebagaimana CPO, ekspor batu bara ke Malaysia ternyata sedikit. Volume ekspor batu bara ke negeri jiran itu pada 2009 hanya 3,8 juta ton, atau 5 persen dari total produksi 73,3 juta ton. Sementara pada semester satu 2010, volume ekspor batu bara 2,8 juta ton, atau hanya 6,3 persen dari total produksi 44,9 juta ton.

”Ekspor batu bara ke Malaysia sangat kecil. Sebagai bandingan, ekspor batu bara ke negara lain, seperti China dan India, mencapai 12,7 juta ton setahun. Negara tujuan ekspor kita ada 25 negara,” ujar Gusti.

Menurut Gusti, banyak negara yang siap menerima ekspor batu bara dari Indonesia sehingga terhentinya pembelian oleh Malaysia tidak akan menjadi persoalan.

Mengumpulkan data

Gusti menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan data, apakah memburuknya situasi hubungan Indonesia-Malaysia sudah berpengaruh pada dunia ekspor di Kalsel. Itu disebabkan kegiatan ekspor yang terjadi saat ini merupakan hasil kesepakatan dua bulan sebelumnya, atau ketika hubungan kedua negara masih baik.

Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Haryono menambahkan, investor Malaysia banyak yang menanamkan modalnya di Kalsel, terutama di bidang kelapa sawit. Dari 300.000 hektar lahan sawit eksisting di Kalsel, sebanyak 90.000 hektar di antaranya dikuasai pengusaha Malaysia.

”Perusahaan itu juga banyak mempekerjakan tenaga kerja lokal. Bahkan, ada di antara mereka yang telah bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam pembuatan plasma. Salah satu anak perusahaan PT Minamas, misalnya, memiliki plasma hingga 16.000 hektar di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu,” ujarnya. (WER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com