Jakarta, Kompas
Effendi Gazali, pengajar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Senin (9/8) di Jakarta, menuturkan, politik pencitraan pemerintahan belakangan ini terlihat jelas dari tidak satunya kata dan perbuatan.
”Presiden bilang usut tuntas kasus dugaan rekening mencurigakan milik sejumlah perwira Polri. Namun, Polri justru bilang tak ada dugaan pidana. Presiden minta pengusutan tuntas pelaku penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch, Tama Satya Langkun. Namun, polisi belum dapat menemukan pelakunya. Listrik padam beberapa kali di Jakarta dan sekitarnya meski PLN sudah menyatakan daerah itu bebas pemadaman,” papar Effendi memberikan contoh.
Dalam kondisi seperti itu, modal sosial solidaritas dan keswadayaan masyarakat harus terus ditingkatkan sehingga mereka dapat saling mengingatkan dan menyelamatkan.
Ray Rangkuti dari Lingkar Madani Indonesia menambahkan, ”Dengan solidaritas dan keswadayaan rakyat, jika akhirnya ledakan elpiji dapat dihentikan, itu terutama bukan karena kerja keras pemerintah, melainkan karena rakyat dapat saling mengingatkan.”
Untuk menjaga solidaritas masyarakat, penggiat gerakan masyarakat sipil akan mengampanyekan masalah itu di sejumlah daerah.
Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad berharap kampanye itu bisa meningkatkan sikap kritis masyarakat.