JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri berjanji tak akan ada aksi sweeping atau tindak kekerasan dari berbagai kelompok yang mengatasnamakan agama menjelang atau selama Ramadhan.
Hal itu disampaikan Rumadi, aktivis dari Wahid Institute, seusai bertemu dengan Kapolri di Mabes Polri, Rabu (14/7/2010). Ia datang bersama para aktivis lain dari berbagai organisasi, seperti KontraS, Imparsial, PGI, dan Setara Institute.
Rumadi mengatakan, para aktivis ini datang untuk memberikan dukungan kepada Polri agar menindak tegas aksi-aksi kekerasan oleh kelompok vigilante, kelompok yang mengambil alih fungsi penegakan hukum. Pasalnya, selama ini para aktivis menilai ada keengganan dari Polri untuk menindak pelaku kekerasan. "Tadi ada tekad, ada kemauan dari Kapolri untuk melakukan perubahan, terutama sikap yang lebih tegas dalam tangani isu-isu yang berbau keagamaan," ujar dia.
Aktivis KontraS, Usman Hamid, mengatakan, tindakan tegas dari kepolisian dengan memberikan hukuman kepada para pelaku oleh kepolisian sangat dibutuhkan untuk meredam aksi kekerasan. Dia mencontohkan, angka kekerasan menurun saat pimpinan Front Pembela Islam (FPI) menjalani hukuman pada tahun 2003. "Terbukti, tindakan hukum memiliki daya paksa yang besar untuk tekan aksi kekerasan," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.