YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Muhammadiyah menganut politik bebas aktif, tetapi tetap menjaga netralitas di antara partai politik sehingga para kadernya dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang tersebar di sejumlah partai di Tanah Air.
Pernyataan tersebut dikemukakan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhmmadiyah Abdul Mukti dalam jumpa pers di sela Muktamar Muhammadiyah di press room Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (5/7/2010).
Ia menjelaskan, ke depan organisasi Islam tertua itu akan mengembangkan kepemimpinan dengan tetap menjaga netralitas kepada semua partai yang ada. Para kadernya bebas mengembangkan kemampuan kepemimpinannya di partai yang ada dan Muhammadiyah akan tetap netral.
Terkait adanya pemimpin ormas itu yang terlalu dekat dengan pimpinan partai tertentu, menurut Mukti, hal itu bersifat individual dan tak akan memengaruhi anggota ataupun simpatisan Muhammadiyah.
Sebagai organisasi massa Islam, Muhammadiyah akan menjunjung dan menghormati hak individu anggotanya untuk memilih partai yang dikehendaki. "Kalaupun ada partai yang dilahirkan oleh ormas ini, itu tak berarti setiap individu atau kader Muhammadiyah menjadi bagian di dalamnya," katanya menjelaskan.
Ia mengakui pimpinan Muhammadiyah sebelumnya ada yang memiliki hubungan dekat dengan pimpinan partai tertentu, tetapi itu terjadi karena adanya suatu kebutuhan untuk meningkatkan silaturahim. "Di situlah uniknya Muhammadiyah dalam menjaga netralitas terhadap semua partai. Meski demikian, para kadernya tetap memberi kontribusi untuk meningkatkan dan memajukan organisasi Muhammadiyah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.