Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Logawa Terguling di Saradan, Enam Orang Tewas

Kompas.com - 30/06/2010, 04:44 WIB

Saradan, Kompas - Kereta Api Logawa jurusan Purwokerto-Jember yang berpenumpang 500 orang terguling di areal persawahan Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (29/6). Enam penumpang tewas dan puluhan lain luka berat.

Kereta api kelas ekonomi dengan 10 gerbong penumpang dan sebuah gerbong makan ini mengalami kecelakaan di Kilometer 133 + 1/5 antara Saradan dan Wilangan menjelang sinyal masuk Stasiun Wilangan, Kabupaten Nganjuk. Peristiwa ini menyebabkan perjalanan kereta api yang melalui jalur selatan terganggu. Sedikitnya 10 perjalanan kereta api jalur selatan dialihkan melalui jalur utara.

Kereta api dari Surabaya yang dialihkan ke jalur utara meliputi KA Mutiara Selatan, KA Bima, KA Turangga, KA Senja Kediri, KA Bangunkarta, KA Kahuripan, KA Matarmaja, dan KA Sancaka. Sementara dari Malang, kereta yang dialihkan adalah KA Gajayana dan KA Malabar.

Hingga Selasa malam, rel belum bisa dilewati kereta api. Petugas masih mengupayakan perbaikan. Gerbong kereta yang terguling belum dipindahkan karena menunggu perbaikan rel. ”Perbaikan perlu waktu sekitar sembilan jam,” kata Kepala Bagian Humas PT KA Daerah Operasi VII Madiun Harijono.

Berdasarkan informasi dari korban selamat atau masyarakat di sekitar lokasi kejadian, kecelakaan yang menimpa KA Logawa terjadi sekitar pukul 14.00. Menurut Harijono, kecelakaan terjadi pukul 14.10.

Tiga kereta (sebutan untuk gerbong penumpang) KA Logawa, yaitu nomor 9-11, terguling dan jatuh ke sawah sedalam 10 meter. Empat kereta lain, nomor 5-8, anjlok, masih di sekitar rel. Adapun empat kereta terdepan beserta lokomotif tetap di rel.

Penumpang di kereta 5-8 dipindahkan ke kereta 1-4 dan melanjutkan perjalanan hingga ke Stasiun Wilangan. Sebagian penumpang diangkut dengan bus dan mobil polisi.

Edy Budiharto, korban kecelakaan kereta yang juga karyawan Daop VII Madiun, menuturkan, saat kejadian, kereta baru menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pemberhentian terakhir di Stasiun Besar Kota Madiun. ”Saat itu penumpang penuh karena liburan sekolah. Banyak penumpang yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk,” kata Edy di RS Panti Waluya, Caruban, Madiun.

Guncangan

Menurut korban selamat, kecelakaan bermula dari guncangan keras. Setelah itu, kereta terguling ke kiri lima kali. ”Situasi di dalam gerbong kacau sekali. Semua orang berteriak,” kata Puji Astutik, korban luka yang hamil lima bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com