JAKARTA, KOMPAS.com — Apa yang tak akan dilakukan untuk seorang teman baik? Mungkin itulah yang ada di benak advokat senior Adnan Buyung Nasution yang memutuskan menari poco-poco pada acara Syukuran HUT ke-80 Emil Salim di Panti Prajurit, Balai Sudirman, Jakarta, Minggu (20/6/2010).
Jarang-jarang melihat mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang hukum ini menari bersama belasan ibu-ibu yang merupakan relasi Emil, istrinya, Roosminnie Roza Salim, dan keluarga.
Adnan terlihat tak piawai berpoco-poco. Namun, ia tetap semangat mengoyangkan kaki dan tangan mengikuti irama musik. Kepada Kompas.com, Adnan mengatakan turut berbahagia bahwa rekannya dapat mencapai usia 80 tahun. "Ini karunia dan anugerah dari Tuhan, apalagi di usianya yang ke-80, Tuhan memberinya kekuatan dan pikiran yang cemerlang untuk selalu ikut memikirkan kepentingan bangsa," ujarnya.
Di mata Adnan, Emil, pria kelahiran Lahat, 8 Juni 1930, adalah sosok yang pragmatis. Menurutnya, mantan Deputi Kepala Bappenas tersebut tak suka berdebat banyak terhadap suatu masalah, tetapi selalu mencari solusi. "Lalu, satu hal yang saya kagumi dan sayangkan adalah, Emil seorang teknokrat sejati. Pandangannya pun teknokratis. Namun, dia tidak berdaya menghadapi kekuatan ekonomi dan politik kotor yang bermain di negara ini," ujarnya.
Sementara itu, di mata putranya, Roosdinal Rhamdani Salim, Emil bak Matahari. "Kalau ada masalah, kesulitan, sudah pasti 99 persen larinya ke Pak Emil. Pak Emil sudah seperti Matahari yang betul-betul menyinari Bumi. Tidak hanya di keluarga inti saja, tapi juga di keluarga besar, baik keluarga Pak Emil maupun keluarga ibu saya, Roosminnie Roza Salim," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.