JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu agenda yang akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan digelar pekan depan adalah menyusun kebijakan politik strategis hingga 5 tahun ke depan. Sekjen PKS Anis Matta mengatakan, dengan fondasi yang dibangun sejak sekarang, partainya lebih percaya diri dan yakin akan memperoleh suara signifikan pada Pemilu 2014 mendatang. Hal itu diutarakannya pada diskusi "PKS di Tengah Pusaran Politik dan Target 2014" di Jakarta, Sabtu (12/6/2010).
"Kami lebih pede untuk Pemilu 2014. Selama 12 tahun berdiri dan hingga 2014 nanti sudah berdiri pilar-pilar yang menjadi fondasi politik yang kuat," kata Anis.
Pilar-pilar yang dimaksudnya adalah jumlah kader, jangkauan struktur, dan pengalaman di lembaga legislatif. "Jangkauannya sudah sampai di seluruh Indonesia. Pengalaman di fraksi memadai. Dengan sedikit kerja keras, di Pemilu 2014 kami yakin suara akan meningkat signifikan," ujarnya.
Selain itu, PKS melihat ada tren penurunan suara partai-partai besar pada dua pemilu terakhir. Penurunan suara partai besar dianggap sebagai peluang untuk mendapatkan peralihan dan limpahan suara.
Pengamat politik Indo Barometer, M Qodari, mengatakan, PKS tak bisa hanya memanfaatkan momen-momen politik untuk mendongkrak suaranya pada 2014. PKS harus menciptakan tokoh atau figur yang bisa dikenal oleh masyarakat luas. Faktor figur dinilai sangat menentukan untuk mendapatkan tambahan suara. Ancaman dari internal dan eksternal partai juga menjadi catatan tersendiri.
"Ancaman dari dalam, sebagai konsekuensi menjadi partai besar, akan banyak orang di dalamnya. Peluang perbedaan persepsi menjadi semakin besar. Jangan sampai perbedaan ini memunculkan perpecahan. Ini bisa menjadi ancaman dalam lima tahun ke depan," kata Qodari.
Sementara ancaman dari luar adalah pergeseran persepsi publik terhadap PKS yang dipandang biasa-biasa saja dan sama dengan partai lainnya. "Kalau menjadi partai biasa-biasa saja, sulit tambah konstituen. Harus dibangun bagaimana ke depan PKS dipersepsi secara berbeda," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.