BEKASI, KOMPAS.com - Tim Detasemen Khusus 88 Mabes Polri menggelar rekonstruksi di di kediaman tersangka teroris Haryadi (45) dan istrinya Nining, di Perumahan Narogong Indah, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/5/2010) malam.
Rekonstruksi berlangsung tertutup selama 3,5 jam sejak pukul 18.30 WIB hingga 22.00 WIB, melibatkan empat tersangka teroris berpakaian tahanan dan dua saksi.
Rekonstruksi untuk menegaskan empat adegan, di antaranya kronologi pola perekrutan anggota, aktifitas pertemuan, dan pembicaraan antaranggota. "Ini untuk menyesuaikan Berita Acara Perkara (BAP) dengan situasi di lapangan guna keperluan penyidikan," ujar seorang anggota Densus 88, di Bekasi.
Sejumlah barang bukti juga disita polisi, antara lain satu unit TV ukuran 32 inch, dan sepeda motor jenis Honda Vario merah dengan nomor polisi B 6358 SNF milik tersangka Haryadi.
Selain itu, polisi juga membawa satu unit kendaraan Inova hitam milik tersangka untuk keperluan barang bukti. Kegiatan itu juga menarik perhatian warga setempat.
Sedikitnya, enam anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 dengan senjata lengkap bersama petugas Puslabfor Mabes Polri yang terlibat rekonstruksi itu.
Usai rekonstruksi, polisi membawa lagi empat tersangka dan dua saksi ke Mabes Polri dengan sembilan mobil. Reka ulang selanjutnya akan digelar di Kampung Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (13/5/2010).
Ketua RW Paryono mengatakan, tersangka Haryadi diduga berperan sebagai pemberi dana untuk aktifitas terorisme. "Informasi yang saya terima dari petugas, Haryadi adalah pemberi dana untuk aktifitas terorisme," katanya.
Paryono mengatakan, Haryadi bersama dengan satu istri dan dua anaknya tinggal di kawasan itu sejak sembilan tahun lalu. Ia terkejut ketika pegiat agama yang berprofesi sebagai karyawan swasta sekaligus warga terkaya di kawasan itu ditangkap.
"Yang saya tahu, keluarga Haryadi sering menggelar pengajian rutin selama sepekan sekali setiap hari Sabtu. Dia (Haryadi) memang merupakan anggota dari Jamaah Ansorut Tauhid (JAT), namun pengajiannya dilakukan secara terbuka," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.