Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Bali Temukan Kopi Luwak Probiotik

Kompas.com - 12/05/2010, 04:30 WIB

Denpasar, Kompas - Peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Suprio Guntoro, menemukan kopi luwak probiotik. Penemuan ini, selain akan membuat produksi bubuk kopi menjadi tidak terbatas, juga akan melindungi populasi binatang luwak.

Pada proses produksi kopi luwak alami, bubuk kopi diperoleh dari biji kopi yang digiling setelah dijemur dan disangrai. Biji kopi itu didapat dari hasil proses pencernaan binatang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) yang memakan buah kopi.

Adapun kopi luwak probiotik temuan Guntoro, biji kopi dihasilkan dari buah kopi matang yang dipetik, lalu difermentasi secara khusus dengan mikroba probiotik dari usus halus dan usus buntu binatang luwak.

”Kopi luwak probiotik dihasilkan dengan mengadopsi proses pencernaan binatang luwak. Mikroba probiotik yang diperoleh dari isolasi mikroba di usus halus dan usus buntu luwak kami pastikan tidak bersifat patogen atau menimbulkan penyakit,” kata Guntoro, Selasa (11/5) di Denpasar.

Probiotik

Dengan mikroba probiotik, kopi luwak dapat diproduksi berdasarkan kebutuhan dan tidak terbatas pada jumlah luwak ataupun kemampuan konsumsi luwak. Bubuk kopi luwak berharga relatif mahal, yakni Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per kilogram. Kopi luwak juga menjadi andalan ekspor kopi bagi Indonesia. ”Produksi kopi luwak probiotik bisa melindungi populasi binatang luwak. Karena besarnya permintaan kopi luwak, umumnya kopi itu dihasilkan dengan cara menernakkan luwak,” kata Guntoro.

Menurut Guntoro, dari segi rasa, kopi luwak probiotik hampir sama dengan kopi luwak yang dihasilkan secara alami. Bahkan, Guntoro mengutip pengakuan para penikmat, cita rasa kopi luwak probiotik lebih lembut, tetapi aroma kopinya lebih kuat.

Guntoro mengaku, penelitian atas kopi luwak dilakukan secara swadaya sejak tiga tahun silam. Kini penemuan itu dalam proses pematenan dan didaftarkan melalui Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian di Bogor di bawah koordinasi Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Bersamaan dengan proses itu, dilakukan pengujian atas data ilmiah penelitian Guntoro oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Jawa Timur. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com