Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Klarifikasi Pajak Paulus Tumewu

Kompas.com - 29/04/2010, 12:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panja Pengawasan Komisi III DPR menjadwalkan pemanggilan mantan Dirjen Pajak, Hadi Purnomo, pada Kamis (29/4/2010) siang, untuk mengumpulkan keterangan terkait dugaan pengemplangan pajak oleh Direktur Utama PT Ramayana Lestari Sentosa, Paulus Tumewu.

Paulus, menurut data Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia, melakukan pengemplangan pajak dan memiliki utang pokok pajak senilai Rp 7,994 miliar ditambah 400 persen denda. Namun, kasus tersebut dihentikan penyidikannya setelah ia hanya membayar Rp 7,994 miliar tanpa membayar denda. Kasus tersebut bergulir pada tahun 2005-2006.

"Kami akan meminta konfirmasi mantan Dirjen Pajak, mengapa itu bisa terjadi. Tahapan-tahapannya seperti apa," kata Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin di Gedung DPR, Jakarta, siang ini.

Kasus Paulus bermula dari temuan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Ditjen Pajak pada September 2005. Saat itu, ditemukan keganjilan laporan pribadi Paulus. Ia diduga mengecilkan penghasilan pribadi untuk mengecilkan kewajiban pajak. Kemudian, Paulus ditangkap dan dititipkan ke Rutan Mabes Polri.

Pada November 2005, berkas kasusnya dinyatakan P21 dan PPNS menyerahkan kasus tersebut ke penuntut umum. Paulus, dengan inisiatifnya sendiri, melunasi utang pajak Rp 7,994 miliar pada November 2005 dan menyurati Menkeu Sri Mulyani. Surat Paulus dibalas Menkeu dengan menyatakan bahwa ia dikenakan denda 400 persen dari utang pokok pajak. Paulus meminta kepada Menkeu agar mengusulkan ke Kejaksaan Agung untuk menghentikan penyidikan dan penuntutan atas dirinya.

Oleh karena itu, untuk mengklarifikasi kronologi penghentian kasus ini, Panja Pengawasan juga akan memanggil mantan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh, mantan konsultan pada Bidang Reformasi Pajak Marsillam Simanjuntak, mantan Dirjen Pajak Darmin Nasution, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Kita akan dengar keterangan semuanya agar tidak saling lempar tanggung jawab," kata Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com