DENPASAR, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Pramono Anung mengaku tak kecewa ketika dirinya tidak dipilih lagi oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebagai Sekjen. Jabatan tersebut kemudian dipegang oleh koleganya, Tjahjo Kumolo.
Wakil Ketua DPR RI ini tak kecewa karena sudah puas berkarya selama lima tahun sebagai Sekjen. "Oh enggak (kecewa). Kesekjenan yang saya pimpin selama lima tahun dijalankan dengan baik dan tidak ada tuduhan politik uang dalam DPP partai," tuturnya kepada wartawan sesaat setelah Mega mengumumkan komposisi pengurus baru di penghujung Kongres III PDI-P di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Kamis (8/4/2010) malam.
Pramono juga mengaku tak kecewa karena ini menjadi kesempatan baginya untuk fokus bekerja sebagai Wakil Ketua DPR RI dan seorang wakil rakyat. Begitu pula ketika ditanyakan apakah dirinya bersedia jika ditawari posisi Majelis Ideologi. Dengan singkat, Pramono menjelaskan bahwa dia akan memfokuskan karyanya ke DPR.
Sebagai mantan Sekjen, Pramono melihat komposisi baru kepengurusan ini semakin kuat dan solid karena berupa komposisi kerja. Pramono berharap agar bangunan partai ke depan bisa lebih baik. "Saya sendiri memiliki harapan khusus bahwa Pak Tjahjo itu bisa menjalankan tugas itu," tambahnya.
Pramono menegaskan, Tjahjo tidak perlu mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI seperti yang dilakukannya dulu ketika terpilih Sekjen karena pekerjaan Sekjen dulu lebih berat daripada yang akan diteruskan Tjahjo. "Itu terserah Pak Tjahjo, disesuaikan dengan kebutuhan. DPP sekarang lebih mudah karena cabang sudah terbentuk sehingga mungkin enggak perlu mengundurkan diri," tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Tjahjo memuji kepemimpinan Pramono yang telah berhasil membangun fondasi yang kuat bagi partai dalam lima tahun terakhir. Lima tahun ke depan, Tjahjo mengharapkan koordinasi yang baik dengan Pramono di DPR. "Dia mampu membuat fondasi yang kuat di partai sehingga puncaknya dalam pelaksanaan kongres ini dengan tertib, aman, demokratis, dan didukung semua pihak," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.