JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan keterlibatan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) atas pembunuhan bermotif politik pada pemilu 2009, mengingatkan akan tingginya tingkat kekerasan pada masa itu di negeri Serambi Mekkah. Hal itu diungkapkan Direktur Program Imparsial, Al Araf, Selasa (23/3/2010), kepada Kompas.com.
Namun, ia belum bisa memastikan apakah tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh militer atau bukan. "Soal dugaan Kopassus terlibat, kami belum bisa mengkonfirmasi. Tetapi, dalam Pemilu 2009 terjadi tingkat eskalasi kekerasan cukup tinggi di Aceh. Itu disebabkan adanya pertarungan kekuasaan yang cukup tinggi," ujar Al.
Tingginya pertarungan kekuasaan, berdasarkan catatan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal Aceh, kutip Al, kemungkinan besar menjadi pemicu sejumlah tindak kekerasan. "Hasil data forum LSM di Aceh, kalau tidak salah terjadi lebih dari 30 kasus kekerasan. Dari sini, yang bisa kita konfirmasikan adalah bahwa tindak kekerasan saat pemilu memang tinggi di Aceh," ujar dia.
Berbagai tindakan kekerasan yang terjadi, berdasar catatan Imparsial, berupa tindakan intimidasi, pemukulan, hingga pembunuhan. "Kalau saya tidak salah, ada satu atau dua orang eks GAM yang dibunuh saat itu," katanya. Siapa pelakunya, hal itu belum bisa dikonfirmasikan hingga saat ini.
Tulisan investigatif wartawan Amerika Serikat, Allan Nairn, yang dimuat di blognya menyebutkan bahwa ada indikasi keterlibatan Kopassus dalam sejumlah pembunuhan yang menewaskan beberapa aktivis Aceh saat Pemilu 2009 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.