Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Teknik Sipil dan Infrastruktur Kita

Kompas.com - 10/03/2010, 04:06 WIB

NINOK LEKSONO

Zaman memang telah berubah. Pada masa lalu, studi keinsinyuran yang jadi primadona adalah teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil. Kini, teknik informatika adalah primadona teknik. Pada masa lalu, yang disebut infrastruktur adalah jalan raya, jembatan, atau pelabuhan. Kini, infrastruktur yang dekat dengan asosiasi adalah infrastruktur digital, pelbagai perangkat keras dan lunak yang menopang beroperasinya internet dan aplikasi teknologi informasi-komunikasi (TIK atau ICT).

Namun, sesungguhnya masih ada dinamika yang tinggi dalam bidang ilmu teknik (lama) tersebut. Para insinyur listrik tentu terus memikirkan jaringan distribusi yang lebih efisien, sementara para insinyur mesin sedang menjawab tantangan untuk menemukan mesin baru yang lebih ramah lingkungan.

Tantangan dalam teknik sipil besar kemungkinan adalah mendapatkan teknik konstruksi baru yang lebih kuat, lebih awet, lebih murah, dan—seiring dengan itu—lebih cepat. Menonton program televisi yang menayangkan megastructure memberi kita gambaran betapa para insinyur teknik sipil dihadapkan pada tantangan untuk membangun bangunan besar dengan kerumitan tinggi, apakah itu Taipei 101 ataupun Burj Dubai.

Namun, prioritas kita mungkin belum sampai pada megastructure. Sebaliknya, tantangan kita justru masih terkunci pada perluasan pembangunan jalan, pelabuhan, dan prasarana publik lainnya.

Pada era yang masih diwarnai krisis, juga di tengah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan, perluasan infrastruktur termasuk salah satu tujuan program stimulus. Ini pula yang dilakukan Pemerintah China, yang pada masa krisis justru secara agresif mengeluarkan puluhan miliar dollar AS untuk membangun jalan bebas hambatan, jalan kereta api, dan bendungan untuk pembangkit listrik. Hal ini melahirkan komentar, China kini telah membangun jalan tol hingga ke pegunungan.

ACPS

Salah satu problem pembangunan yang masih belum teratasi di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur, antara lain membuat investor potensial berpikir ulang saat akan berinvestasi di sini. Pemerintah memang sudah menyadari hal ini dan melancarkan program seperti Infrastructure Summit. Namun, di tengah hiruk-pikuk politik, belum terdengar lagi terobosan pembangunan infrastruktur.

Di tengah upaya meningkatkan kapasitas infrastruktur ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 26 Januari, meresmikan Jalan Tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km. Yang menarik dari jalan tol ini adalah diterapkannya karya inovasi teknik sipil yang dinamai adhi concrete pavement system (ACPS ).

Peresmian pada 26 Januari itu memang masih menyisakan satu-dua pertanyaan, seperti mengapa kita memfokuskan diri pada jalan tol, bukan pada jalan kereta atau jalan raya biasa yang lebih berpihak pada rakyat lebih banyak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com