Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagu Lama pada Pidato Presiden soal Century

Kompas.com - 05/03/2010, 06:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kemelut kasus Bank Century pada Kamis (4/3/2010) malam di Istana Merdeka nyaris tidak berisi hal-hal baru seperti telah diperkirakan beberapa pihak.

Pada intinya, Presiden membenarkan pengambilan kebijakan pengucuran dana talangan untuk Bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Data-data yang dipaparkan Presiden pun sebenarnya telah diutarakan para saksi yang telah dipanggil oleh Pansus DPR tentang Hak Angket Bank Century.

Presiden, misalnya, mengatakan bahwa keputusan penyelamatan Bank Century adalah pilihan terbaik yang ada pada saat itu. "Pilihan yang tersisa hanya ada dua, yaitu menutup Bank Century atau menyelamatkannya. KSSK, melalui rapat maraton beberapa hari sebelumnya hingga yang terakhir dilaksanakan, mulai dari tengah malam hingga dini hari 21 November 2008, akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan Bank Century," ujar Presiden.

Menurutnya, Jakarta saat itu penuh dengan rumor dan spekulasi mengenai potensi krisis berantai di bidang perbankan. Beliau memaparkan bahwa berdasarkan pengalaman di banyak negara, termasuk di Indonesia pada 1998, krisis kepercayaan dapat bergerak cepat dan meluas terhadap kesehatan perbankan sehingga dapat benar-benar menjadi pemicu krisis yang sesungguhnya.

Presiden juga mengatakan, jika Bank Century diputuskan untuk ditutup, maka dana yang harus disediakan adalah Rp 4,9 triliun. Dana sebesar ini adalah perkiraan minimal karena hanya digunakan untuk mengembalikan dana kepada nasabah yang simpanannya hingga Rp 2 miliar, sesuai kebijakan blanket guarantee. Adapun dana penyelamatan Rp 6,7 triliun suatu saat akan dikembalikan ke Lembaga Penjamin Simpanan.

"Selain itu, protokol proses penanganan krisis pada tahun 2008 lebih jelas dengan menggunakan dasar hukum Perppu Nomor 4 tahun 2008. Ini sebuah kemajuan karena pada krisis tahun 1998, kita tidak punya dasar hukum yang jelas untuk penanganan krisis ekonomi," kata Presiden.

Mampukah pidato Presiden ini meredam kecurigaan publik dan juga anggota Dewan bahwa Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak bersalah dalam kasus ini? Mampu pulakah pidato Presiden menahan gerakan-gerakan ekstraparlementer yang menuntut keduanya untuk mundur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com