Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang Hidup sebagai Janda Korban Bom Bali I

Kompas.com - 27/02/2010, 17:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — 12 Oktober 2002 merupakan tanggal yang tak bisa dilupakan Hayati Eka Laksmi setelah suaminya, Imawan Sarjono, tewas dalam tragedi bom Bali. Delapan tahun berlalu, emosi perempuan itu tak pernah surut. Saat mengulik kembali duka itu, Eka pun tak sanggup dan menitikkan air matanya.

"Saya adalah bagian dari keluarga korban bom Bali 2002. Suami saya korban bom, kebetulan lewat dan beliau menjadi korban. Saya jadi nangis lagi. Saya kembali ingat," kata Eka sambil sesenggukan di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (27/2/2010). Pascakejadian itu, kenang Eka, suaminya menghilang dan baru ditemukan jasadnya pada hari ketujuh pencarian. Jasadnya pun tak lagi utuh. Melewati tujuh hari tanpa kabar dari suaminya tentu bukan hal yang mudah bagi ibu dua putra ini. Anaknya, yang saat itu masih berumur dua dan empat tahun, terus menanyakan keberadaan ayah mereka.

"Di luar dugaan, anak-anak saya terus bertanya di mana ayahnya. Sebelum ditemukan pada hari ketujuh, saya terus membohongi anak-anak. Pada hari ketujuh, saya bisa menemui jasad suami tanpa bentuk utuh. Alhamdulillah bisa ditemukan sehingga saya bisa memberikan jawaban kepada anak-anak saya," kisahnya dengan napas tertahan tangis.

Saat mengetahui suaminya telah meninggal, Eka dihadapkan pada kenyataan bahwa dia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Selama ini, dia hanya menggantungkan hidupnya dari penghasilan suami. Eka lantas memutar otak dan mencari cara untuk menghidupi kedua putranya. Berbagai lowongan pekerjaan dijajalnya. Namun, tak satu pun yang berhasil.

"Berat. Pada saat kejadian, saya hanya ibu rumah tangga. Saya sudah melamar ke sana kemari mencari pekerjaan. Dengan pengalaman, skill, banyak yang hanya menjanjikan akan membantu. Tetapi hasilnya nol," ungkapnya.

Setengah putus asa, dia akhirnya bergabung di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atas ajakan seorang temannya. Di sana, dia menjadi relawan sekaligus menjalani terapi trauma. Dari situlah, dia mulai bangkit. "Saya mengobati diri sendiri. Di sana saya bangkit. Waktu itu kami (para korban aksi bom) bergabung jadi satu dan saling menguatkan," tuturnya.

Kini, dia mempunyai penghasilan dengan menjadi guru honorer di SMP swasta, Denpasar. Prestasi kedua anaknya pun cukup membanggakan. Namun, peristiwa itu tetap menyisakan perih di benaknya hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com