Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kloning Lipat Gandakan Bambu

Kompas.com - 05/02/2010, 04:33 WIB

Oleh Nawa Tunggal

Selama ini kita memanen sebanyak-banyaknya bambu, tetapi lupa menanam kembali dan mengharap pembibitan terjadi sesuai kemampuan alam. Demi mengatasi kelangkaan, sebuah anak perusahaan Belgia kini menjadi satu-satunya usaha di Indonesia yang berupaya melipatgandakan bibit bambu. 

Untuk itu, dia menggunakan bioteknologi klon. Bayangkan, cabang tak lebih dari 5 sentimeter yang dipetik dari satu induk pohon bambu dewasa, diklon dalam waktu 52 minggu (baca: setahun) akan menjadi 1.590.000 individu (bambu). Mudah sekali untuk membuat hutan bambu.

Bandingkan, jika tak ada intervensi, satu tahun kita hanya akan mendapatkan bibit di bawah sembilan individu.

Teknologi konvensional pembibitan bambu di Indonesia adalah setek. Teknologi ini diperkirakan hanya mampu memperbanyak sampai belasan atau puluhan bibit bambu setiap tahun. Sistem kloning menggunakan metode turunan individu bukan secara generatif, melainkan dengan memberikan rangsangan hormon pengatur tumbuh pada bagian tertentu yang dipungut dari tubuh utuh makhluk hidup.

”Hasilnya serupa dengan induknya sehingga cabang dipilih dari pohon bambu paling bagus,” ujar Marc Peeters dari Belgia, pemegang usaha pembibitan bambu PT Bambu Nusa Verde di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, baru-baru ini.

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja, beberapa waktu lalu, mengunjungi perusahaan itu di Pakem, Kabupaten Sleman. Itulah yang meyakinkan dia untuk mewujudkan kebijakan Rencana Aksi Bambu Nasional yang pernah dia keluarkan semasa jadi Menteri Negara Lingkungan Hidup, tahun 1997. ”Bambu adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Kegunaannya banyak sekali,” kata Sarwono.

Kaya manfaat

Selama ini bambu hanya dimanfaatkan oleh masyarakat pinggiran. Perspektif itu menggenapi kenyataan bahwa pembudidayaan bambu di Indonesia lalu tak dihiraukan.

Peeters sejak 2006 hingga sekarang membudidayakan bambu dengan melakukan kloning bibit. Semangatnya menyala karena menatap kekayaan akan berlimpah dari manfaat bambu tropis di Indonesia yang jenisnya mencapai 150 spesies.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com