Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lifetime Achievement" untuk Gus Dur

Kompas.com - 04/01/2010, 20:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meraih penghargaan lifetime achievement Charta Politika Award 2009. Gus Dur dinilai sebagai sosok multitalenta yang berjasa dalam mendorong proses demokratisasi dan perlindungan hak asasi manusia dalam bingkai pluralisme. 

Penghargaan terhadap Gus Dur ini diberikan dalam Charta Politika Award 2009 oleh lembaga konsultan politik Charta Politika yang digelar di Hotel Nikko, Jakarta, Senin (4/1/2010). Penghargaan ini juga merupakan kali pertama digelar oleh lembaga yang dipimpin oleh pengamat politik Bima Arya Sugiarto ini.

"Pemikiran dan gaya komunikasi Gus Dur yang spontan dan lugas telah berpengaruh besar. Charta Politika menilai Gus Dur telah menjadi seorang newsmaker yang sangat berpengaruh dalam dunia politik kita," kata Analis Politik Charta Politika, Arya Fernandes, kepada Kompas.com di sela-sela acara.

Charta Politika Award merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berhasil memengaruhi pembentukan opini publik melalui pernyataan mereka di media.

Selain memberikan lifetime achievement kepada mantan Ketua PBNU ini, Charta Politika juga menyerahkan penghargaan kepada lima tokoh lainnya dalam lima kategori, yakni kategori Pimpinan Lembaga Negara diraih Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Pimpinan Kementerian atau Lembaga Pemerintah non-Kementerian diberikan kepada Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Kategori Politisi dari Koalisi Pemerintahan diberikan kepada Ketua Fraksi Demokrat Anas Urbaningrum, Kategori Politisi Oposisi kepada Politisi PDI-P Maruarar Sirait, dan Kategori Aktivis dan Pengamat kepada Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti.

Seluruh tokoh yang mendapatkan penghargaan terlihat hadir dalam acara tersebut. Sementara untuk almarhum Gus Dur diwakili putri bungsunya, Inayah Wahid.

Arya Fernandes menjelaskan, penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh tersebut atas dasar penelitian survei media. Survei yang dilakukan dengan metode purposive sampling ini dilakukan di enam surat kabar nasional, yakni Kompas, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, dan Indo Pos.

"Mengapa kami memilih pada studi media, karena media sangat menentukan dalam membentuk pola pikir audiens. Survei Charta Politika sepanjang tahun 2009 menunjukkan bergesernya pola komunikasi politik dari yang tradisional melalui mobilisasi massa menjadi komunikasi modern melalui perang opini di media massa," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com