Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Anggoro Punya Bukti Chandra Terima Suap

Kompas.com - 12/10/2009, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) terus berlanjut. Tim Pengacara Anggoro Widjojo, tersangka kasus SKRT, meyakini bahwa pihaknya memiliki bukti kliennya memberikan uang suap kepada mantan Ketua KPK Antasari Azhar dan Wakil Ketua (non aktif) KPK Chandra M Hamzah.

"Dalam hal ini pengacara siap memberikan bukti faktual berupa surat bermaterai tanda terima uang dari Anggodo ke Chandra," kata R. Bonaran Situmeang, juru bicara Tim Pengacara Anggoro dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (12/10).

Ia  membeberkan awal mula penyuapan itu. Pada 15 Juli 2009 Anggoro dan adiknya Anggodo melakukan pertemuan untuk membicarakan nilai nominal suap untuk komisioner KPK, yakni Antasari dan Chandra. Saat itu yang disepakati Rp 6 miliar. Uang itu akan diserahkan setelah barang bukti dan status cekal Anggoro dalam kasus suap Tanjung Api-api dicabut.

Kronologis di atas, mulanya disampaikan oleh Anggodo dan Ary Muladi kurir Anggodo dalam sebuah testimoni ke Mabes Polri. Namun, Ary pada akhir pekan lalu mencabut pernyataanya dalam testimoni. Sedangkan Anggodo tetap bertahan.

Terhadap testimoni tersebut, Achmad Rifai pengacara KPK berencana akan melaporkan Anggodo ke Mabes Polri pada hari Rabu (14/10). Menurutnya, pernyataan Anggodo dalam testimoni tidak benar.

Sedangkan Chandra, bersama dengan Bibit Samad Rianto, wakil KPK non aktif yang lain, saat ini berstatus sebagai tersangka. Mereka diduga menyalahgunakan wewenang dalam pencekalan Anggoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com