Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Indikasi Balas Dendam, Pengacara Anggoro Surati Presiden

Kompas.com - 12/10/2009, 13:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pengacara Anggoro Widjojo, tersangka kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT), hari ini mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membentuk tim independen yang bertugas menyelidiki kasus Anggoro. Pasalnya, kasus ini disinyalir menjadi ajang balas dendam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dua pemimpinnya ditetapkan sebagai tersangka.

"Ada indikasi balas dendam KPK. Jangan mereka yang melakukan pemeriksaan," kata R. Bonaran Situmeang, juru bicara Kuasa Hukum Anggoro kepada para wartawan di Jakarta, Senin (12/10).

Menurut Bonaran, inti surat tersebut meminta presiden untuk membentuk tim independen dalam pemeriksaan Anggoro. Tim tersebut diusulkan terdiri dari perwakilan Dewan Pertimbangan Presiden, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, KPK dan praktisi hukum yang kredibel. "Dengan demikian secara obyektif dapat kita lihat apakah ada perbuatan pidana PT Masaro dalam proyek SKRT," ujar Bonaran.

Proyek SKRT sendiri, lanjutnya, berjalan berdasarkan pinjaman lunak (soft loan) dari pemerintah Inggris dan Amerika Serikat senilai Rp 2,5 triliun. Saat ini Anggoro berada di Singapura. Ia tidak berani datang ke Indonesia sebelum ada jaminan dari pemerintah Indonesia bahwa ia tidak akan ditangkap saat datang ke Indonesia. Namun, Bonaran menjanjikan akan menghadirkan Anggoro secara teleconference kepada para wartawan. "Siapkan saja pertanyaannya. Teleconference dalam minggu ini. Ok, janji," ujarnya.

Kasus ini mencuat setelah dua pemimpin KPK yakni Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah membantah menerima suap dari Anggoro Widjojo terkait kasus SKRT. Bibit dan Chandra sendiri saat ini berstatus tersangka dalam penyalahgunaan wewenang pencekalan terhadap Anggoro dan tiga orang pemimpin PT Masaro Radiokom terkait perkara Tanjung Api-api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com