Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adnan: Pembentukan Tim Bukan Simbolis

Kompas.com - 23/09/2009, 16:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mencegah efek negatif dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dibentuklah tim penyeleksi Plt Pimpinan KPK yang terdiri dari 5 orang. "Pembentukan tim ini bukan simbolis, tapi benar-benar bekerja untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden. Kalau tidak terima maka dia sewenang-wenang," kata Adnan Buyung Nasution, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, kepada para wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/9).

Diakui Adnan, awalnya Perppu mengandung unsur negatif karena verifikasi terhadap pemilihan pejabat sementara pimpinan KPK langsung ditangani Presiden. Namun, sekarang Perppu itu sendiri sudah diperbaiki dengan sistem mekanisme melalui filter. Lima orang tim ini adalah Adnan Todung Mulya Lubis, Widodo AS, Andi Mattalata, dan Taufiqurrohman Ruki. "Dengan adanya tim ini bisa mengurangi dampak negatif dari Perppu," ujar Adnan.

Tugas tim, lanjutnya, adalah menyeleksi dan menyaring calon-calon Plt pimpinan KPK untuk direkomendasikan kepada Presiden. Hal ini diperlukan dengan pertimbangan keadaan darurat dan memaksa untuk segera dipenuhi kuorum 5 orang pimpinan KPK yang sifatnya kolektif. Hari terakhir penyerahan nama calon pimpinan KPK kepada Presiden adalah 1 Oktober 2009. "Kalau hanya 2 orang tidak akan tercapai quorum, apalagi 2 orang tidak sependapat," kata Adnan.

Perppu ini sendiri keluar setelah 2 pimpinan KPK, yakni Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, ditetapkan Polri sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan wewenang pencekalan Anggoro Widjaja dan pencabutan cekal Djoko S Tjandra. Sebelumnya, Ketua KPK (nonaktif) Antasari Azhar juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Direktur PT Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Lebih jauh, Adnan berharap bahwa dengan tim yang baru dibentuk semalam ini bisa memberikan sumbangsih dalam memenuhi syarat good governance. Yakni dalam pemilihan Plt pimpinan KPK melalui proses yang transparan, partisipatif, dan akuntabel. "Jadi prinsip-prinsip demokratis dan good governance minimal bisa dipertahankan meski dibangun melalui konteks Perppu, kalau tidak seolah-olah Perppu memberikan kekuasaan Presiden yang bisa semaunya mengangkat orang dalam KPK," demikian Adnan Buyung Nasution.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com