Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Australia: Kematian Noordin Kemenangan Besar Polri

Kompas.com - 17/09/2009, 21:06 WIB

BRISBANE, KOMPAS.com — Keberhasilan Indonesia membunuh Noordin M Top dalam baku tembak di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9), digambarkan media Australia sebagai "kemenangan besar" Polri. Namun, kematian gembong teroris asal Malaysia itu tidak kemudian membebaskan negeri itu dari bahaya terorisme.

Stasiun TV berpengaruh Australia, seperti ABC News dan Channel Seven, menurunkan berita seputar sukses besar Polri itu dalam sekilas info dan buletin berita mereka, Kamis malam.

Media utama Australia menjadikan pengumuman resmi Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri sebagai konfirmasi positif kematian gembong teroris yang terus diburu dalam lima tahun terakhir itu.

Agustus lalu, Noordin M Top sempat dilaporkan tewas dalam penyerbuan Densus 88 Polri ke sebuah rumah di Dusun Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Namun, laporan spekulatif berbagai media Indonesia dan dunia itu kemudian diluruskan Polri berdasarkan hasil tes DNA.

Dalam pernyataan persnya Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menyebut Noordin sebagai "teroris yang telah diburu dan paling diinginkan Australia untuk dibawa ke pengadilan".

Sekalipun Australia hingga kini masih "aman" dari aksi serangan kelompok teroris seperti yang pernah dialami Indonesia, Amerika Serikat, Spanyol, dan Inggris, puluhan orang warganya ikut menjadi korban aksi terorisme.

Dalam serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Mega Kuningan Jakarta 17 Juli lalu misalnya, tiga warga Australia termasuk di antara sembilan orang yang tewas. Mereka adalah Pengusaha asal Perth, Nathan Verity, Craig Senger (diplomat dari Komisi Perdagangan Australia), dan Garth McEvoy (pegawai industri pertambangan asal Brisbane).

Sebelum serangan pengeboman di dua hotel di kawasan Kuningan Jakarta ini terjadi, Indonesia sempat relatif aman dari insiden terorisme selepas Bom Bali 2005.

Sejak aksi serangan sejumlah gereja di malam Natal tahun 2000, Indonesia mengalami serangkaian insiden terorisme. Setahun setelah serangan kelompok teroris ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 September 2001, Bali diserang kelompok Amrozi dkk pada Oktober 2002.

Dalam insiden itu, sebanyak 202 orang tewas, termasuk 88 warga Australia yang sedang berlibur di Pulau Dewata tersebut. Seterusnya, terjadi serangan mematikan di Hotel JW Marriott pada 2003, dan serangan terhadap Kedubes Australia di Jakarta (2004).

Polri meyakini, gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top, terlibat dalam banyak aksi penyerangan yang menelan ratusan korban jiwa di berbagai tempat di Indonesia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com