Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Jambu Bisa Geser Belimbing Demak!

Kompas.com - 22/08/2009, 19:12 WIB

DEMAK, KOMPAS.com - Buah belimbing asli Demak, yang selama ini menjadi ikon Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terancam punah karena petani cenderung beralih ke budi daya jambu. "Sekarang sudah merosot jauh, karena bahan-bahan untuk memelihara seperti pupuk semakin mahal, sehingga hasilnya tidak bagus," katanya seorang petani belimbing Demak, Kastolani, di Demak, Sabtu (22/8).
    
Ia mengakui budi daya belimbing asli daerah itu butuh ketelitian dan perhatian yang lebih besar ketimbang buah lainnya. Ia menyebut pada era 1990-an budi daya belimbing Demak mencapai puncak kejayaan. Hingga saat ini, katanya, dirinya memiliki kebun seluas dua ribu meter persegi yang ditanami 146 pohon belimbing.
    
Pada masa lalu, katanya, kebunnya menjadi tempat studi banding berbagai instansi seperti Dinas Pertanian Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan Sulawesi Selatan.
    
Seorang pedagang belimbing di Pasar Bintoro, Demak, Arafah, mengatakan, belimbing asli daerah itu semakin sulit diperoleh sehingga dirinya mendatangkan dari daerah lain seperti Welahan, Jepara, dan Grobogan. "Di Kabupaten Demak sendiri sudah jarang yang menanam, pohonnya kebanyakan ditebangi dan beralih ke pohon jambu, kami harus mendatangkan dari daerah lain yang hampir mirip besarnya dan rasanya," katanya.  
    
Sekitar lima tahun lalu, katanya, belimbing Demak relatif masih banyak dijual para pedagang di depan Masjid Agung Demak, Kompleks Makam Kadilangu, dan pasar-pasar setempat.  Kini, katanya, petani setempat tak mampu lagi memenuhi permintaan pasar sehingga para pedagang mendatangkan dari daerah lain.
    
Ia menyebutkan beberapa ciri khas belimbing Demak antara lain rasanya lebih enak dan bentuknya lebih besar ketimbang belimbing dari daerah lain. Selain itu, katanya, masyarakat memiliki anggapan khusus tentang belimbing Demak. Buah itu terkait dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.  "Yang banyak mencari dan membeli belimbing Demak justru pengunjung dari daerah lain," katanya.
    
Seorang tokoh agama Islam di Desa Bintoro, Kecamatan Demak, Musyafak (50), menyatakan membenarkan bahwa belimbing Demak terkait dengan sejarah penyebaran agama Islam.  Ia menjelaskan, Sunan Kalijaga, salah satu di antara sejumlah tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, menciptakan lagu berjudul "Ilir-Ilir" sebagai salah satu sarana penyebaran agama Islam. Hingga saat ini, lagu tersebut masih sering dilantunkan umat Islam dalam berbagai kesempatan di masjid dan mushala. Syair lagu itu menyebut kata "belimbing". "Syair ini adalah salah satu hal yang menjadikan belimbing Demak menjadi terkenal dan dijadikan ikon Kabupaten Demak," katanya.
    
Ia mengatakan, belimbing memiliki lima "lingir" dan hal itu sesuai dengan ajaran tentang Rukun Islam. Ia menyebutkan beberapa tempat yang menjadi pusat budi daya belimbing asli Demak antara lain Kelurahan Batokan, Tempuran, Singorejo, dan Bintoro. Belimbing Demak terdiri atas tiga jenis yakni belimbing kuning (warna kuning), kapur (putih), dan jingga (merah).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com