Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Trenggiling Dibantai

Kompas.com - 23/07/2009, 04:08 WIB

Samarinda, Kompas - Departemen Kehutanan dan Polri berhasil menggagalkan enam kasus penyelundupan trenggiling (Manis javanica) dalam dua tahun terakhir. Namun, ribuan trenggiling dari hutan di Sumatera dan Kalimantan telanjur dibantai untuk diselundupkan ke Hongkong, China, dan Taiwan.

Kepala Subdirektorat Penyidikan dan Perlindungan Wilayah II Departemen Kehutanan Siswoyo mengemukakan hal itu sebelum pemusnahan 185 trenggiling utuh dan organ satwa itu di Markas Komando Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat Brigade Enggang Kalimantan Timur di Kota Samarinda, Rabu (22/7). Yang juga dimusnahkan adalah 20 kilogram sisik, 177 kantong plastik berisi hati, dan 13 kantong plastik berisi usus trenggiling.

Siswoyo merinci, tiga kasus gagalnya penyelundupan trenggiling dari Indonesia terjadi di Malaysia (168 ekor), Thailand (100 ekor), dan Vietnam (7.980 kilogram). Tiga kasus lain terjadi di Palembang, Sumatera Selatan (13.800 kilogram), Banjarmasin, Kalimantan Selatan (209 ekor), dan Samarinda, Kalimantan Timur (185 ekor). ”Yang di Palembang diperkirakan 9.000 ekor sehingga jumlah trenggiling yang gagal diselundupkan hampir 15.000 ekor,” kata Siswoyo.

Penyelundupan trenggiling, kata Siswoyo, terjadi karena satwa yang dilindungi undang-undang itu dijadikan bahan obat kuat dan kecantikan di China, Hongkong, dan Taiwan. ”Restoran-restoran di China menjual semangkuk sup trenggiling seharga Rp 500.000,” kata Siswoyo. Padahal, khasiat trenggiling untuk kesehatan hingga kini belum terbukti secara ilmiah.

Menurut Siswoyo, penyelundupan trenggiling akan terus terjadi selama pasar terbuka. Cara terbaik melestarikan trenggiling adalah mencegah penangkapan ilegal di hutan lewat patroli.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur Syihabuddin mengatakan, penyelundupan trenggiling di Samarinda digagalkan pada 27 April. ”Tersangka bernama Leo Setiawan bin Lahida telah diperiksa dan segera disidangkan,” katanya. (BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com