Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Mengarah pada Kemacetan Total

Kompas.com - 19/06/2009, 06:12 WIB
KOMPAS.com — "Saya ini kerja di kota, tetapi pola berangkatnya seperti petani di desa. Sebelum matahari terlalu tinggi, saya harus segera meninggalkan rumah," kata Cahyo Wardana, warga Pamulang, Tangerang Selatan.

Udara masih dingin dan berkabut tipis saat Cahyo mulai mengeluarkan mobil dari garasinya. Karyawan sebuah perusahaan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, itu sudah mulai menyetir mobil saat ayam di kampung sebelah masih ada yang berkokok.

"Saya harus meninggalkan rumah sebelum pukul 06.00 agar dapat sampai di kantor sebelum pukul 08.00. Jika berangkat sesudah pukul 06.20, saya butuh waktu tiga jam untuk menempuh perjalanan 27 kilometer ke kantor," kata Cahyo.

Keluhan Cahyo ini juga menjadi keluhan sebagian besar orang yang bekerja di Jakarta. Sampai pertengahan 2009, kemacetan di Jakarta terasa semakin parah dan waktu tempuh butuh 10-30 menit untuk jarak tempuh 5 kilometer.

Kemacetan terjadi sejak dari pinggiran kota sampai ke tengah kota. Waktu kemacetan, yang semula hanya terjadi pada jam puncak pagi dan sore hari, kini sudah bertambah pada siang dan malam hari. Pada Kamis (18/6) kemarin, misalnya, dari pukul 10.00 hingga sore, beberapa ruas jalan utama, seperti Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin, macet total.

Keluhan dan umpatan pengguna kendaraan pribadi dan bus kota pun bermunculan.

Pemicunya masalah klasik, pertambahan jalan tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor.

Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta 2008 menunjukkan, pertambahan jumlah sepeda motor sekitar 1.500 unit per hari dan jumlah mobil bertambah 250 unit per hari. Total jumlah kendaraan yang melaju di jalanan mencapai sekitar lima juta unit per hari.

Total panjang jalan di DKI Jakarta mencapai 5.621,5 kilometer dan hanya bertambah 0,01 persen per tahun. Dengan ketidakseimbangan jumlah pertambahan kendaraan dan panjang jalan ini, Jakarta akan mencapai kondisi macet total dalam waktu tak lama lagi.

Beberapa pengamat transportasi memperkirakan, semua kendaraan di Jakarta akan terjebak kemacetan sesaat setelah keluar dari rumah pada tahun 2014. Ahli transportasi Universitas Trisakti, Fransiskus Trisbiantara, bahkan lebih ekstrem lagi dengan memperkirakan kemacetan total dapat terjadi pada 2011-2012 jika tidak ada langkah berarti dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Angkutan massal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com