Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Nasrudin Rebutan Warisan? Enggak Ah!

Kompas.com - 07/06/2009, 22:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pihak keluarga Nasruddin Zulkarnaen membantah bahwa saat ini para anggota keluarga almarhum saling berebut harta warisan yang ditinggalkan. "Tidak ada itu saling rebutan (warisan). Memangnya almarhum  konglomerat yang hartanya berlimpah?  Almarhum tidak meninggalkan apa-apa," kata Andi Syamsudin, juru bicara keluarga NZ kepada wartawan di Jakarta, Minggu (7/6).

Andi Syamsudin yang juga adik kandung NZ menegaskan, sangat tidak elok membahas soal warisan, apalagi dikait-kaitkan dengan keberadaan Rani Juliani. Dengan adanya Rani, kata Andi, dia justru mewariskan pembunuhan atas diri kakaknya yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga. "Justru ekonomi keluarga yang  ditinggalkan sekarang dalam keadaan sulit," kata Andi. 

Selama ini, dia menambahkan, keluarga besar NZ juga tidak pernah mengenal nama Rani Juliani yang disebut-sebut menjadi saksi kunci dalam peristiwa pembunuhan terhadap almarhum.      "Kami sekeluarga tidak pernah mengenal nama Rani Juliani, apalagi menjadi istri dari saudara  kami," tegas Andi.

Dijelaskannya pula bahwa sejauh ini keluarga besarnya hanya mengetahui jika NZ hanya mengenal dua orang perempuan yang dekat dengan keluarga yakni, Sri Astuti, istri pertama yang tinggal di Makassar dan Arinda Irawati, istri kedua, yang tinggal di Tangerang, Banten. 

Karenanya agar tidak terjadi kesimpang siuran, ujar Andi, pihak keluarga meminta kepada kepolisian untuk memberikan keterangan resmi mengenai motif dari kasus penembakan itu.

Tentang desakan agar Rani Juliani diperiksa polisi dan ditampilkan ke hadapan publik, pihaknya tidak mau berkomentar.  Meski demikian, keluarga besar NZ telah membentuk tim investigasi yang dalam waktu dekat akan mengekspose temuan-temuan yang didapat.

"Kalau soal Rani, apakah mau ditampilkan atau tidak, lebih baik kami tidak komentar. Itu urusan penyidik. Tapi, tim invesitigasi kami dalam waktu dekat juga mau merilis tentang  temuan-temuannya," kata Andi. 

Berkomentar soal upaya polisi dalam mengungkap kasus terbunuhnya NZ, Tim Investigasi Independen Irjen Pol (Pur) Sudirman Ail meminta kepada Polda metro Jaya untuk lebih transparan dalam mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Pasalnya, selama ini masih banyak hal bias dalam penyelidikannya. 

"Bias, karena sampai sekarang Polda belum menyebutkan masing-masing keterlibatan tersangka. Misalnya, Sigit Harya Wibisono hubungannya dengan Antasari. Begitu juga WW dengan Antasari dan Sigit. Ini perlu dijelaskan," katanya. 

Rani Juliani

Sebelumnya, muncul desakan agar penyidik kepolisian memunculkan Rani Juliani, agar publik tidak  bertanya-tanya. Dimunculkannya Rani diharapkan dapat mematahkan berbagai dugaan, di antaranya dugaan konspirasi yang melibatkan pejabat negara.

Selama  ini, publik dibuat bingung karena mantan caddy golf itu disembunyikan polisi sehingga bisa menimbulkan kesan kemunculannya nanti seperti yang diskenariokan polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com